Cersex Selingkuh – 2018 Tukang Ojek Idola Hati – Iwan hari itu kembali cemberut, situasi hatinya sedang lebih buruk, “Sabar wan, rezeki ada yang ngatur”, “tetapi sudah satu bulan ini, ngojek sepi pemumpang”, “kali saja ini hari ramai wan”, “mungkin benar kamu…” Iwan dan rekan seperjuangannya itu telah siap siaga dipangkalan ojek, Iwan sudah lama jadi tukang ojek, tetapi beberapa akhir ini dapat disebut sepi penumpang.
Narasi Dewasa Terkini Walau harapannya hari itu banyak penumpang, seperti awalnya, cuman satu 2 orang yang memercayakan servis ojeknya. Iwan pulang dengan sedih, sebelumnya sempat dia berpikir untuk mencari kerja baru, dan stop jadi tukang ojek.
Tempat Penyuplai Kelompok Narasi Seks Ngentot Terkini 2018 Tukang Ojek Idola Hati
narasi seks 2018, narasi sex terkini 2018, narasi seks riil 2018, kelompok narasi dewasa terkomplet 2018, narasi ngentot terupdate tiap hari.
Narasi Seks Ngentot 2018 Tukang Ojek Idola Hati
Narasi Seks Asli 2018 Sore itu saat dia pulang, kelihatan ada seorang wanita yang berdiri di tepi jalan, cantiknya wanita itu membuat Iwan sebelumnya sempat kagum, bidadari semacam itu tidak semestinya berdiri di tepi jalan sendiri, walau pada akhirnya Iwan cuma melaluinya saja. Sesampainya di tempat kostnya, dia selekasnya istirahat, memang iwan jauh jauh pergi kekota yang ramai itu untuk cari uang sendiri. Tetapi walau pada akhirnya sekarang alami permasalahan keuangan.
Keesokannya, Iwan selekasnya pergi kepangkalan ojek tempatnya mangkal. Sesudah memarkir motornya, dia selekasnya duduk disudut kursi yang selalu dia menempati.
“huft, nasiiiiib nasib”,
“sabar wan…”,
“tidak tahu lah, jika ini hari tetep sepi penumpang, gua stop ngojek ah”,
“dipikir dahulu wan, kelak memang ingin kerja apa?”,
“tidak tahu dah…” Iwan coba menyaksikan apa hari itu dia dapat mendapatkan penumpang lebih atau mungkin tidak.
Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.
Sesudah menanti beberapa saat, ketakutannya terjadi, seperti hari kemarin, sepi penumpang, walaupun sebelumnya sempat sebagian orang baru dia saksikan tiba kepangkalan itu, temannya yang mendapatkan peluang, ia tidak sebelumnya sempat bergerak, dan itu membuat Iwan sedih sekali. Iwan selanjutnya pilih pulang, pikirnya esok tidak akan balik kepangkalan ojek. Dalam perjalanan pulangnya, kembali lagi dia menyaksikan figur wanita elok yang tempo hari dia saksikan, sekarang dia pilih stop, dan coba menegur wanita tersebut.
“mbak, tunggu siapa? tunggu angkutan ya?”,
“mmm… iya mas…”,
“jika ingin saya anter mbak, saya tukang ojek kok”,
“wah, masak sich mas?”,
“iya mbak”,
“ke ******* berapakah mas?”,
“sudah kelak saja mbak bayarnya, naik saja”,
“ooh, ok mas…” wanita elok tersebut lantas selekasnya merapat, lantas selekasnya duduk, sekarang Iwan membonceng wanita elok tersebut.
SEgera motornya itu jalan ke arah tujuan. Iwan mengetahui wanita itu duduk ke samping, karena dia memakai rok mini.
“mas, betulan tukang ojek kan?”,
“iya mbak, tidak perlu takut”,
“bukan takut mas… bingung saja”,
“kok bingung?”,
“iya masnya tampan sich, masak tukang ojek, hehe”,
“haha, dapat saja mbak” Iwan sekarang mulai rasakan lagi enaknya tersenyum, telah lama dia tidak tersenyum semacam itu.
Selekasnya dia mengantarkan wanita itu ke tujuan. Sesudah beberapa saat perjalanan, mereka selekasnya datang di tempat tujuan.
wanita tersebut turun dari motor, lantas mulai buka tas kecilnya,
“berapakah mas?”, “tidak perlu dech mbak”,
“loooh, kok tidak perlu, ini ini…” wanita itu memberi sejumlah puluh ribu rupiah pada Iwan.
“terima kasih mbak… eh, jika bisa tahu mbak ini namanya siapa?”,
“saya Lewat mas, jika masnya?”,
“saya iwan, salam mengenal ya mbak”,
“hehe, iya, m… mas bisa bertanya?”, “iya?”,
“jika esok mas Iwan ketempat barusan buat njemput saya dapat?”,
“wah, dapat sekali mbak!”,
“hehe, jika begitu bertemu kembali esok ya mas, dijam yang sama…”,
“iya, terima kasih mbak” Iwan selanjutnya pergi sesudah menyaksikan senyuman manis dari Lewat yang elok tersebut.
Sesudah tatap muka itu, iwan pilih masih tetap mengojek saja, mumpung dia mendapatkan pelanggan elok.
Keesokannya, dia telah ke arah lagi pangkalan ojek itu,
“Wan, tidak menjadi menggantung stir?”,
“menggantung stir? seperti rider saja, tidak maka sudah mikir kembali sich”,
“benar tuch, di sini saja, agar ramai pangkalannya, haha” Sekarang Iwan bisa mendapatkan semangat kerjanya kembali.
dia masih tetap tenang walau hari itu sepi pelanggan seperti umumnya. Sorenya Iwan telah segera menghidupkan motornya siap-siap ke arah tempat Lewat menanti,
“Iwan, semangat sekali”,
“iya, ada pelanggan baru”,
“wah, semangat wan”,
“oke oke, terima kasih” Iwan lantas segera memakai motornya keluar dari tempat tersebut.
Beberapa saat selanjutnya, Iwan telah menyaksikan Lewat menantinya, dia selekasnya menyisih dekati wanita elok tersebut.
“hai mbak Via…”,
“iya mas Iwan, langsung ya mas…”,
“tempat tempo hari kan, yok” Lewat selekasnya naik kemotor, dan selekasnya Iwan mengantarkan wanita itu kembali.
“mbak Lewat kerja didekat situ barusan ya?”,
“m… tidak sich mas”,
“tidak bagaimana mbak?”,
“tidak papah mas, mas Iwan kok berbeda dari tempo hari ya?”,
“berbeda bagaimana mbak?”,
“tumben harum, hehe” Iwan pilih diam, tetapi pria itu tersenyum, dia sudah siap-siap supaya pelanggannya itu masih tetap suka dibonceng olehnya.
Beberapa saat perjalanan, Iwan telah stop pas di tempat tempo hari, Lewat juga turun.
“Terima kasih mas” Lewat segera memberikan uang seperti tempo hari,
“iya mbak, esok saya jemput kembali?”,
“iya mas, tidak papah kan?”,
“iya mbak, hehe, mari…” Iwan kembali pergi sesudah menyaksikan senyuman cantik Lewat tersebut.
Sekarang diperjalanan Iwan pulang, pria itu mulai berpikir Lewat itu tidak cuma elok, tapi juga ramah dan baik. Iwan mengetahui telah lama dia menyendiri, jika dia mempunyai peluang jadikan Lewat pacar hatinya, mungkin hidupnya semakin lebih tenteram. Dihari seterusnya, Iwan jadi ojek berlangganan Lewat seperti umumnya, mereka mulai mengenal keduanya lebih jauh. Iwan mulai menyimpan hati pada wanita elok tersebut.
Narasi Dewasa Tukang Ojek Idola Hati
“semakin hari semakin semangat saja wan ngojeknya”,
“iya lah, haha”,
“wah, pelanggan kamu itu seperti apakah sich? dapat membuat kamu seperti begini?”,
“wah, jangan ditanyakan, elok ramah dan baik juga”,
“waah, memang kamu untung wan”,
“iya, haha”,
“lebih untung jika itu wanita menjadi istri kamu wan”,
“aah, apa sich…” Rekan temannya itu ketawa kecil, membuat Iwan tersenyum, dan pikirkan lagi figur Lewat yang elok itu, Iwan sekarang telah mengetahui dia mempunyai rasa pada Lewat.
seperti umumnya, sore harinya Iwan telah mengandarai motornya ke arah tempat Lewat menanti.
“Hai mbak Lewat”,
“hai mas Iwan, dapat anterin ke taman kota donk mas”,
“tumben mbak, tidak segera pulang”,
“iya, sudah mari mas” Lewat telah naik motor itu, dan selekasnya Iwan mengikuti Lewat, pria itu mengantarkan Lewat ke arah taman kota.
Beberapa saat selanjutnya, mereka telah tiba,
Itil V3
“ini mbak sudah sampai”,
“sudah ya? yok mas” Lewat yang telah turun dari motor itu tarik tangan Iwan,
“loh, mbak?”,
“mas Iwan temanin Lewat ya”,
“ingin ke mana ya mbak?”,
“sudah mari” sesudah motor diparkirkan, Iwan meng ikuti lewat yang memikat tangannya tersebut.
tangan VIa berasa demikian lembut, telah lama iwan tidak sentuh tangan wanita.
“Duduk sini dech mas” Lewat duduk dibangku disekitaran taman kota, iwan lantas duduk disebelahnya.
“m…mbak Lewat, ingin nungguin siapa di sini?”,
“tidak tunggu siapa siapa mas”,
“m.. terus?”,
“ingin sekedar duduk saja, sama mas Iwan” Iwan hatinya sebelumnya sempat bedebar debar, dengar perkataan Lewat tersebut.
sore itu ceria dan cukup tenang situasinya, Iwan menyaksikan kewajah Lewat, tidak biasa wanita itu kelihatan muram.
“mbak Lewat mengapa?”,
“m..mas Iwan, sudah lama menjadi tukang ojek ya?”,
“iya mbak, eh iya, mbak Lewat kerja menjadi apa sich?”,
“Saya… tukang tagih utang mas…” Iwan saat itu juga terkejut, dia tidak yakin,
“masak sich mbak? mbak Lewat kan baik dan ramah!”,
“ya… sebetulnya suami saya yang rentenir, saya sebetulnya di luar kota mas…”,
“mm… jadi… mbak Via…”,
“Saya ke sini diminta suami ku mas, tagih utang keorang di tempat yang mas Iwan biasa nganter aku…”,
“aduh mbak, saya masih bimbang”,
“ya, umumnya sampai disitu, orangnya selalu membuat alesan, dan saya tidak sampai hati tagih, tetapi sesudah kembali, tentu suamiku telepon dan geram geramin aku…”,
“Kok tidak suaminya mbak Lewat yang kekota ini saja?”,
“ia repot mengurus beberapa orang yang dikota asalku mas, menjadi saya mau tak mau pergi ke sini”. Iwan tetap merasa kebingungan, tetapi dia mulai pahaminya, dia tahu Lewat itu sebetulnya sangat baik, dia mengikuti perintah suaminya , dan dia berusaha sebagus mungkin menangani permasalahan.
“jadi… apa orang yang mbak Lewat jumpai itu sudha bayar”,
“tempo hari telah dibayarkan habis mas, sukur deh…”,
“huft, untung saja, jika demikian mbak Lewat dapat pulang…eh mbak…” Lewat tau-tau bertumpu dibahu Iwan,
“tetapi mas Iwan, saya takut diminta pergi pergi kembali, walau sebenarnya saya tidak dapat naik motor, kan ribet juga…” Iwan hatinya terenyuh, benar-benar dia ingin merengkuh dan memberi dukungan pada Lewat tersebut.
“Semua terserah mbak Lewat, tetapi jika menurut saya, mbak Lewat harus pulang, kasian suaminya mbak Lewat, saya takut jika di sini terus kelak mbak Lewat dimarahi kembali kan”,
“…iya mas… tapi… suamiku tidak seasyik mas Iwan jika dibawa bercakap” iwan hatinya menetes, tidak pernah dia pikirkan Lewat ucapkan kata-kata tersebut.
“Ya… mbak Lewat yang dapat memandang, tetapi mbak Lewat yang dapat mengubah suaminya mbak Via… mungkin kelak ia sadar, mbak Lewat sudah segenap hati mengikuti perintahnya, jadi istri yang bagus, saya yakin suaminya mbak Lewat tentu suka dan mengucapkan terima kasih saat mbak Lewat pulang”, Lewat tau-tau menangis, membuat Iwan kebingungan,
“hiks… mas Iwan…” Iwan mulai kebingungan, pada akhirnya dia pilih mengelus rambut lempeng Lewat itu, sekalian menentramkan wanita baik tersebut.
“Telah mbak, jangan nangis, kelak saya yang dimarahi suaminya mbak Lewat jika kedapatan membuat kamu nangis…” Lewat beberapa saat selanjutnya telah stop menangis, lantas wanita itu mengusap air matanya, lantas tersenyum melihat Iwan.
“Terima kasih mas Iwan…”,
“iya mbak Via…” Iwan suka Lewat telah stop menangis, tetapi sebetulnya pria itu ingin menangis lebih bersedih daripada Lewat.
Iwan baru tahu Lewat telah menikah, sirna keinginan iwan jadikan wanita itu belahan jiwanya, hatinya porak poranda, tetapi dia pastikan tidak memberikan rasa kecewanya, dia ingin Lewat tidak merasakan bersedih olehnya kembali.
“mm… mari mas pulang…”,
“pulang ke arah tempat saya jemput mbak Lewat itu?”,
“iya, dideket sana saya ngontrak”,
“ooh, iya dech mbak, mari…” Lewat selanjutnya selekasnya bersama Iwan menunggangi motor.
iwan sekarang membonceng Lewat, yang tidak sama sekarang lewat bertumpu dipunggung Iwan, membuat Pria itu tersenyum lebar.
Beberapa saat selanjutnya mereka telah tiba.
“Telah tiba mbak”,
“mm… iya mas, mas iwan, saya bisa meminta satu keinginan kembali?”,
“apa itu mbak?”, “m.. mas Iwan kekostku sesaat dong…”, “ooh, ingin packing ya mbak buat pulang esok?”, “eh..mm… iya itu… iya…” Lewat tidak sebagaimana umumnya, sedikit malu.
“ya sudah mbak mari…” Iwan lantas jalan bersama Lewat ke arah tempat kos wanita elok tersebut.
Setelah tiba, kelihatan seorang wanita duduk dimuka rumah kos tersebut.
“wah mbak lewat, tumben, itu siapa?”,
“Ini suami saya bu, mas kenalin itu ibu kostku…” Iwan terkejut saat itu juga, Lewat menjelaskan jika Iwan itu suaminya.
” Tidak salah tentukan istri kamu mas, mbak Lewat ini baiiik sekali emang…”,
“hehe, i…iya bu…”,
“bu… saya esok ingin pulang , menjadi suami saya ini nyusul, ingin packing, sekaligus esok pagi pulang”,
“jadi sudah usai ngontraknya ini mbak?”,
“iya bu”,
“wah, jika begitu saya katakan selamat jalan, terima kasih, telah ngontrak di rumah ini”,
“iya bu, mm… bu…” Lewat tau-tau dekati pemilik kos itu, lantas berbisik bisik, membuat Iwan semakin kebingungan.
“oooh! wah, bagus itu, silakan saja, tidak perlu malu, hahaha, mas ini namanya siapa?”,
“saya Iwan bu”,
“mas Iwan jangan keras keras ya kelak, jika kedengar kekamar, kelak saya dapat kebingungan, haha”,
“oh, itu… iya bu…” Iwan masih bimbang apakah yang dimaksud orang tersebut.
“Silahkan bu…” Lewat raih tangan iwan dan menariknya masuk kerumah tersebut.
Iwan lantas telah bersama Lewat dimuka sesuatu kamar, sesudah kamar dibuka, Iwan dan Lewat masuk, kelihatan Lewat telah usai packing, juga ada baju yang dipersiapkan untuk keesokan hari.
“mm… mbak Lewat, ini telah usai packingnya…”,
“iya memang mas…” Lewat lantas ajak iwan duduk dikasur dikamar itu, sekalian tersenyum melihati Iwan.
“mm… jika sudah saya kembali aj…mmh!” Lewat tau-tau mencium Iwan, membuat Pria itu terkejut sekali.
“mm…mas Iwan…cup…mm” Cumbuan Lewat sangat nikmat, baru pertamanya kali iwan dapat rasakan ciuman manis wanita.
“mm… mbak Lewat.. bentar” Iwan hentikan cumbuan lewat, walau dia sebetulnya benar-benar menyenangi peristiwa tersebut.
Lewat lantas dekati iwan dan berbisik kepadanya,
“mas iwan, malam hari ini menjadi suaminya Lewat ya, saya ingin tidur bersama mas Iwan….” iwan seperti terbang melayang-layang dengar bisikan-bisikan cantik Lewat tersebut.
“yang benar ah mbak…”,
“sst… jika ndak… lewat tidak pulang, saat sebelum mas iwan mau…” iwan hatinya terenyuh, dia kebingungan, rasa hatinya yang suka itu tidak dapat dia bendung kembali.
Iwan secara langsung merengkuh Lewat, benar-benar dia tidak dapat meredam rasa,
“Lewat, aku… sebetulnya, benar-benar menyukaimu, seandainya kita kan dapat selalu bersama…”,
“mas… Lewat tahu kok, Lewat pun demikian, tetapi mas Iwan tahu kan…”,
“iya… aku… aku…”,
“karena itu, malam hari ini, saya kepadamu mas… kita buat malam paling cantik… iya…” Iwan hentikan dekapannya, lantas Lewat mengusap air mata yang masih belum sebelumnya sempat menetes diwajah Iwan.
Benar-benar iwan berbahagia, dia pastikan peristiwa paling akhir ini tidak akan sia sia.
“Via…cup…mmm” sekarang iwan yang mencium wanita itu lebih dulu, dan Lewat terlihat membalas .
Iwan mulai rasakan enaknya bercumbu, bibir lewat sangat nikmat untuk di cium.
“cup…mm…cup…” Lewat pun demikian semangat, wanita itu ingin pastikan Iwan tidak sedih. Lewat sekalian terus bercumbu, dia melepaskan pakaian yang digunakan Iwan.
“m…cup…ooh”, “cup… mas… bukain bajuku dong…” Iwan meng ikuti tekad Lewat, dia melepaskan pakaian yang dikenai lewat itu, lantas melepaskan bh yang digunakannya. Iwan selanjutnya terpana saat itu juga, saat menyaksikan Lewat telanjang dada.
kulitnya putih mulus, lantas buah dada punya Lewat itu membuat Iwan mulai terangsang. Iwan gerakkan tangannya, jemari jarinya sekarang telah repot mengelus badan mulus Lewat tersebut. Iwan menggelengkan kepalanya, memang dia benar-benar untung. jarinya rasakan halus dan mulusnya kulit wanita elok tersebut.
“aahn… mas iwan…” Lewat tangkap tangan iwan, lantas diambil dan ditempatkan dibuah dada punya wanita tersebut.
Iwan memahami, dan selekasnya dia mengelus gundukan kenyal tersebut. Pengalaman iwan benar-benar mengagumkan, buah dada kenyal itu tidak dapat stop dia sentuh,
“Lewat, kamu memang bidadari…mm..cup…” Iwan dekatkan kepalanya, lantas dengan selekasnya telah mencium buah dada Lewat, dia menjulurkan lidahnya, menjilat-jilati gundukan paling indah tersebut.
“Aaahn…ooh…mmmh” Lewat mendesah kecil, wanita itu ingin pastikan malam itu terkesan.
Iwan yang sekarang repot menjilat dan mencium puting coklat muda punya Lewat itu, pria itu sadar penisnya juga tegak dicelananya.
“Aahn…mas Iwan, hmmh” Lewat selanjutnya duduk, dan dia minta Iwan sekarang yang berbaring dikasur.
wanita elok itu sekarang buka celana Iwan, dan penis tegak pria itu telah tegak berdiri tanpa rintangan. Lewat tangkap penis Iwan, lantas mulai dikocak perlahan-lahan. pergerakan tangan Lewat mengocak penis iwan tiap gesekannya memberi kesan paling nikmat yang membuat Iwan geleng geleng senang.
“oooh…via…mmmh”, “bagaimana, Iwan sayang? hmm?”, dengar kata sayang, Iwan menjadi semakin suka, penisnya menjadi semakin tegang.
Lewat tadi repot mengocak penis iwan, sekarang buka mulutnya, lantas lidahnya yang menjulur keluar itu sekarang repot bergerak menjilat-jilati kepala penis tegak punya Iwan. Geli yang sangat nikmat itu membuat Iwan tidak dapat meredam kegembiraanya, senyumannya demikian lebar.
“ooh…wow… uuh”,
“hehe, sedap kan mas?… oohmmh” Lewat memasukkan penis Iwan kemulutnya, sekarang penis tegak berdenyut itu asyik dikulum oleh Lewat, kepala wanita itu turun naik, mengoral penis Iwan dengan penuh kepuasan.
Lewat kadang-kadang mengusung rambut panjangnya yang berayun turun karena pergerakan kepalanya. Kepuasan hebat yang dirasa Iwan itu tidak pernah terpikir, benar-benar Iwan merasa untung. beberapa saat selanjutnya, Iwan terlihat sudah tidak kuat, dia telah klimaks,
“Via… aduh…aku…mmh!” Croot croot croot Sperma menyemburkan dari penis Iwan, isi mulut Lewat tersebut.
“hnnmh!” mmh…gleeg…uhuk uhuk…hmmh” Lewat menelan sperma Iwan saat itu juga.
Lewat lantas merebahkan badannya, sekalian perlahan-lahan melepaskan roknya, celana dalamnya, Iwan selanjutnya selekasnya terbeliak matanya, saat menyaksikan vagina basah punya Lewat, yang dihias bulu bulu lembut di atas lubang surgawi tersebut.
“mas Iwan… hehe…” Lewat tersenyum, memikat Iwan, pasti Iwan sudah tidak dapat menampik keelokan dimuka matanya tersebut.
Iwan lantas dekati Lewat, Pria itu lantas mengelus ke-2 paha mulus punya Lewat,
“Via… memang kamu wanita paling cantik didunia…mm…cup…” Iwan sekarang telah menciumi paha mulus itu, kecupannya terus menyebar, dan selekasnya stop dibibir vagina lewat.
Sekarang pria itu menjulurkan lidahnya, menjilat-jilati pintu masuk diselangkangan Lewat tersebut.
“aahn…ooh… mas…hnnh…” Lewat mulai rasakan geliat nikmat lidah Iwan divaginanya, demikian geli dan begitu nikmat.
Iwan mulai rasakan cairan di dalam vagina itu, kadang-kadang dia hirup, rasakan enaknya episode tersebut.
“slruup…mm…cup..mm…slruup” Lewat kadang-kadang menggerakkan badannya mirip orang terkejut, sekalian mendesah, “hmmh…ah…ah…hnnh…uuh” Seringkali di oral vaginanya, Lewat rupanya masturbasi, cruut cruut, cairan mengucur cepat dari dalam vagina itu, Iwan yang takjub itu selekasnya mengisap luar biasa vagina Lewat.
“hmm!… slruup…slruup…mm…slruup…mm… aah”,
“aahn…ouh…mmmf… mas Iwan…ouh” Iwan demikian senang, laganya benar-benar menarik.
“Mas Iwan, mari mas, dimasukin…”, Iwan ambil ancang ancang, penisnya sekarang telah pas siap dipintu masuk pintu surgawi punya lewat.
“Via… walau ku tidak dapat memilikimu selama-lamanya, saya telah berbahagia…oooh!” Sleeb, Penis tegak Iwan itu mulai masuk ke vagina Lewat, membuat wanita elok itu mengeluh,
“Aaaahn!… mas Iwan…ooouuhn”,
“via… kamu tidak papah kan?”, “hnnh… iya mas, mari mas, puasin aku…oooh” Iwan mulai rasakan renyut luar biasa dinding vagina Lewat menyelimutinya penisnya.
Sekalian melihat muka elok Lewat, Sekarang iwan menggesek penisnya mundur-maju perlahan-lahan, selekasnya kesan nikmat itu membuat Iwan dan Lewat mendesah kenikmatan. Sekalian terus bergerak, Iwan terus melihat Lewat, yang melihatnya dengan penuh nafsu, benar-benar Iwan benar-benar berbahagia. Sekarang iwan meniduri Lewat, Istri seorang penagih utang.
“oooh, Via… bidadariku…”,
“aahn…ssh…mmh…ouh…hnnh” Iwan sekarang menyikat vagina Lewat dengan jeda yang naik terus, bunyi tubrukan badannya dengan lewat mulai memeriahkan situasi indekos tersebut.
Dorongannya menyerang Lewat membuat badan wanita elok itu turut bergoyang, buah dada menarik punya lewat ikut juga bergoyang, dan tidak lama sekarang telah diamankan oleh iwan, untuk tingkatkan kepuasan bersetubuh tersebut.
“ooh…aahn…mas Iwan…uuh…” Iwan selanjutnya merengkuh Lewat, kemudian menuntun wanita elok itu, sekarang iwan tinggal mengusung dan turunkan badan mulus Lewat, dan penisnya telah secara automatis mempenetrasi vagina wanita tersebut.
“oouh… aahn… tidak pernah ngeseks posisi begini mas…ouh… luar biasa…” dengar sanjungan itu, Iwan semakin semangat, ke-2 tangannya dengan kuat mengusung dan turunkan badan wanita elok itu, dan penis tegaknya menyerang vagina Lewat dengan demikian cepat dan nikmat, Lewat merengkuh kuat tukang ojek itu, wanita itu benar-benar bingung dan senang memercayai Iwan memberikan kepuasan keinginan seksnya malam tersebut.
“ooh…cup…hmmh…Iwan…cup..mm” Lewat kadang-kadang mencium Iwan, sekalian terus mendesah, iwan membalas dengan penuh gairah.
Beberapa saat mereka terus asyik bersetubuh, malam itu jadi malam paling indah untuk mereka.
“ooh… Via… saya ingin keluar lagi…”,
“aaahn…ooh, hnnh…” Iwan mengusung badan Lewat, dan penis Iwan yang tegak itu lepas dari vagina Lewat.
Lewat lantas merengkuh kuat Iwan, lantas mencium pria tersebut.
“mm..cup..mm… terima kasih Iwan…oh!” Crooot croot croot, Sperma menyemburkan dari penis iwan, membasahi tembok indekos tersebut.
Kemudian, Iwan dan Lewat yang senang bersetubuh itu merebahkan badan mereka dikasur.
“Lewat, kamu memang elok, baik dan hebat memesona… terima kasih…”,
“terima kasih Iwan, malam ini malam yang cantik, hehe” Mereka tersenyum lega, lantas mengakhiri tindakan mereka dengan dekapan hangat.
Iwan dan Lewat selanjutnya tertidur bersama dikamar tersebut. Mereka berdua telah lega, menumpahkan rasa yang sebelumnya sempat ada dihati mereka.
Besok paginya, Lewat dan Iwan telah bangun, mereka telah kenakan pakaian kembali, dan Iwan sekarang menolong Lewat mengusung barang barangnya keluar kos. Kemudian mereka mohon pamit,
“Terima kasih bu…”,
“iya, berhati-hati ya…” Iwan dan Lewat sekarang telah naik dimotor yang kerap mereka kendarai, tetapi sekarang sekalian bawa banyak barang. Baca : Narasi Seks Ngentot Terkini 2018 Mesumnya Tempat Kostku
Iwan mengantarkan Lewat ke arah stasiun kereta. Setelah tiba disitu, Lewat tinggal memberikan ticket, dan siap untuk pergi pulang kekotanya. Lewat selanjutnya merengkuh Iwan, sebagai pertanda perpisahan.
“mas Iwan, terima kasih ya, saya yakin, mas Iwan orang terbaik yang dulu pernah lewat jumpai”,
“begitupun saya, kamu ialah wanita yang bagus, semoga… kamu dapat masih tetap semangat jalani hidupmu…”,
“iya, terima kasih mas Iwan, sampai jumpa…” Lewat selanjutnya bawa barang bawaanya masuk kekereta, dan sesudah mengangkat tangan, senyuman perpisahan diwajah iwan dan Lewat selekasnya berakhir sesudah kereta listrik telah berderu pergi wafat kan stasiun.
Iwan selanjutnya secara langsung ke arah pangkalan ojeknya, menanti penumpang kembali.
“Wan, tumben baru dateng”,
“iya, barusan ada masalah, haha”,
“cerah sangat wan, saat ini saya yang menjadi kurang semangat ngojek, huuh”,
“loh, jangan patah semangat, rezeki sudah ada yang ngatur…”,
“itu kalimatku dahulu, haha”, “nach, itu tahu, sudah, semangat semangat, Hidup memang tidak bisa diterka”. Iwan telah mengikhlaskan lewat pergi.
Comments are closed.