Cerita Sex Terbaru Wanita Setengah Perawan DI Perkosa

Sikapnya berkesan cuek, sama dalam biasanya cewek Jakarta. Saya cari akal, bagaimanakah cara untuk ajak bicara cewek ini. Saya punyai pikiran untuk meminta maaf karena akan merokok. Saat saya meminta izin merokok, Sri dengan senyuman manisnya mengatakan tidak berkeberatan. Seterusnya percakapan semakin dekat dan sama-sama ganti nomor smartphone. Saya dan Sri selanjutnya pisah karena tujuan kami berlainan. Saya ingin ke Block M sedang Sri ingin ke Daerah Melayu, rumah temannya.

Bokep IndonesiaMalam harinya, saya tidak sabar untuk mengontak telephone selulernya. Percakapan juga terjadi, cukul lama. Hampir tiap hari saya telephone. Obrolannya mulai ke arah permasalahan berpacaran. Diakuinya barusan pisah dengan kekasihnya karena menghamili gadis lain. Berpura-pura berlagak suci, aku juga menasihatinya untuk tegar dan tawakal karena memanglah bukan jodohnya. Jalinan lewat telephone ini lumayan lama, sekitaran dua minggu dan hampir tiap hari saya selalu menghubunginya. Mencapai minggu ke-3 , saya membulatkan tekad ajak untuk jalanan. Karena saya baru saja di Jakarta, saya meminta diantarkan ke Ancol, rupanya Sri tidak berkeberatan.

Malam Minggu, saya dan Sri dengan bersepeda motor pergi ke Ancol. Saya bersandiwara alim dan menceritakan mengenai saat laluku, dan narasi itu kubuat sebegitu rupa hingga berkesan saya ini punyai karakter terbuka. Ia bercerita masa yang lalunya, termasuk mengenai dianya yang telah 1/2 perawan. Di Ancol, saya menghindar dari untuk menciumnya. Rupanya sikapku yang berlagak suci ini membuat ia jatuh cinta.

Masuk minggu ke-4, ia ajakku untuk pergi jalanan. Ia meminta ke pucuk dan pergi minggu pagi. Usulnya kuterima dengan argumen saya tidak pernah ke situ (walau sebenarnya, di teritori dingin tersebut, saya kerap bawa cewek-cewek Jakarta). Sekitaran jam 06.00, saya sampai di Terminal Rambutan dan selang beberapa saat ia sampai di satu titik yang sudah diputuskan bersama-sama. Singkat kata, sekitaran jam 08.30, saya dan ia sampai di Pucuk. Sesudah makan pagi, kita selanjutnya cari tempat untuk melihat-lihat panorama. Di pucuk, saya menyaksikan Sri mulai aktif dengan menggamit tanganku. Saya berpikiran, berikut waktunya untuk keluarkan jurus terbaik, apalagi Sri ini termasuk wanita terlama yang saya meminta memberikan barangnya (sekitaran satu bulan).

Sesudah memperoleh tempat duduk, saya dan Sri selanjutnya terturut perbincangan hangat. Waktu itu, mendung makin tebal. Saya selanjutnya katakan sama Sri untuk cari tempat karena hujan deras sebentar lagi akan turun. Tanpa kuduga, Sri terima karena diakuinya suka dengan karakter keterbukaanku dan mengharap saya dapat menjadi suaminya. Tersebut kekurangan wanita, yang cepat yakin, yang pada akhirnya akan menjadi korban lelaki.

Saya dan Sri selanjutnya cari tempat dan tidak begitu susah untuk memperolehnya. Singkat kata, saya dan Sri telah masuk ke dalam kamar. Dengan sikap jantan dan tidak terburu-buru, saya dan Sri selanjutnya melihat tv sekalian ngobrol-ngobrol dan sesekali menyentuh mengenai sex, khususnya saat kemaluannya di cium oleh kekasihnya dahulu. Pertanyaanku ini rupanya membuat bersalah dan janji tidak mengulang kembali, terkecuali pada calon suaminya. Dengan rayuan gombal, Sri terlihat yakin sekali jika saya adalah calon suaminya.

Selanjutnya kucium pipinya dan Sri diam saja sekalian tutup matanya. Kemudian, dengan style lembut, saya meminta izin untuk mencium bibirnya. Tidak ada jawaban, Sri langsung menyosor bibirku, dan tanpa dikomando bibirnya selekasnya kulumat dan tanganku menggerayangi payudaranya yang tidak besar. Saat putingnya kuraba, ia mulai melenguh. Dengan pergerakan lembut, saya mulai buka pengait BH-nya hingga terbukalah bukit kembar kepunyaannya. Sementara bibirku telah berpindah, tak lagi di bibirnya tetapi telah menjilat-jilati telinga, dan lehernya. Karena buah dadanya telah terbuka, mulutku juga berubah ke puting susunya yang telah menegang. Saat kumainkan dengan lidahku, lenguhannya makin panjang. Tangankupun tidak tinggal diam, retsleting celana panjangnya kubuka dan tanganku menerobos masuk dan ia nampaknya diam saja.

Sekalian mainkan clitorisnya, saya terus menjilat-jilati ke-2 payudaranya. Saat saya rasakan kemaluannya sangat basah, saya coba buka celana panjangnya, rupanya ia mengusung bokong hingga mempermudah saya melepaskan celana panjang sekalian celana dalamnya. Sesudah lepas, tanganku juga buka pakaian kaos dan BH-nya. Dalam sekejap, Sri telah telanjang bundar sedang saya tetap kenakan pakaian rapi. Menyaksikan ini, Sri juga protes dan selekasnya buka T-Shirt warna putih punyaku. Bersama itu juga, saya melepaskan celana panjang dan celana dalamku hingga saya dan ia sama telanjang bundar. Pada kondisi demikian, saya selanjutnya ajaknya masuk ke dalam kamar dan ia terlihat sepakat atas ajakanku. Demikian duduk di tepi kasur, saya segera serang bibirnya dan tangannya kubimbing untuk memijit-mijit penisku yang telah menegang berat. Sedang tanganku kembali lagi ke vaginanya yang telah becek.

Selang beberapa saat, saya mendorongnya jatuh ke kasur. Mulutkupun selekasnya telusuri bukit kembarnya. Sri terus-terusan melenguh dan terlihat telah pasrah. Saat saya meminta agar penisku ditempatkan, ia tidak menjawab dan cuma tangannya merengkuh leherku erat-erat. Berikut tanda-tanda ia tidak kuat. Aku juga selekasnya menindihnya dan tanganku arahkan penisku ke lubang vaginanya. Saat kudapati lubang kepuasan, selekasnya penisku kutekan. Tetapi tidak semudah wanita lain yang dulu pernah kuajak bersenggama, lobang vagina Sri benar-benar sempit sekali. Berulang-kali kucoba untuk memencetnya, masih gagal tembus . Sesudah lama dengan keringat membasahi badan, kepala penisku pada akhirnya dapat masuk, tetapi sesudah itu ibarat lubangnya buntet. Karena saya telah lelah, set pertama tanpa hasil itu kuhentikan. Saya dan ia selanjutnya berbaring sekalian tanganku mainkan puting susunya. Selang sesaat selanjutnya, saya dan Sri tertidur.

Sekitaran satu jam selanjutnya, saya terjaga karena kedinginan dan penisku tegak kembali. Saya selanjutnya mencium kening Sri sampai terjaga. Kemudian, saya segera melumat bibirnya yang cukup sensual. Tanganku bermain lagi di vaginanya sampai basah. Menyaksikan realita ini, saya menindihnya lagi dan coba masukkan penisku dan rupanya tidak berhasil lagi, cuma kepala penisku yang masuk. Karena berulang-kali tidak berhasil, saya selanjutnya mengusung kakinya yang kecil mulus ke atas sampai belahan vaginanya kelihatan terang. Dalam posisi ini, saya coba masukkan penisku dan kembali lagi cuma kepalanya yang masuk.

Saya selanjutnya berpikiran jika Sri mungkin tegang sampai otot-otot vaginanya turut tegang hingga fleksibilitas vaginanya jadi menyusut. Karenanya, saya selanjutnya diamkan saja kepala penisku tenggelam di lubang vaginanya dan saya selanjutnya membisikkan kata-kata gombal padanya.

Nampaknya, rayuanku mengena hingga kurasakan otot-otot vaginanya mulai melemas dan peluang itu kugunakan untuk memacu lagi penisku dan sukses masuk 1/2, kemudian vagina Sri mengeras lagi. Menyaksikan ini, saya biarkan penisku tenggelam tanpa berusaha kucabut. Rayuanku juga tidak stop. Selang beberapa saat selanjutnya, saya rasakan lagi otot vaginanya melemas dan kembali kutekan penisku sampai masuk dan keseluruhan sekitaran tiga perempat. Kemudian, otot vaginanya kembali kaku dan tidak melemas walau telah kurayu atau kubisikkan agar tidak tengang dan terima saja kondisi ini karena telah terlanjur masuk.

Karena buntet, saya berusaha mengambil penisku. Saat akan kutekan kembali, rupanya buntet. Saya selanjutnya meminta untuk santai dan pada akhirnya penisku bisa masuk tiga perempat seperti sebelumnya. Saya selanjutnya mengambil penisku dengan perlahan-lahan, demikian keluar saya memasukkan lagi, rupanya buntet kembali. Terang-terangan saya jadi keki . Saya lalu katakan untuk santai saja, dan jika ia santai karena itu penisku dapat masuk tiga perempatnya.

Karena pengalamanku 2x, saya tidak ingin mengambil tetapi langsung memutar-mutarkan penisku, dan kelihatan olehku bibirnya menyeringai dan kadang-kadang ia melenguh panjang. Kurasakan, vaginanya benar-benar basah. Saat kutanya apa sakit, ia rupanya diam saja karena itu penisku kembali kuputar-putar dan semakin lama jadi cepat, saat itu juga ia melenguh panjang dan tangannya mencekram punggungku.

Saat tersebut, ia menjerit panjang sekalian menjelaskan, “Aduh Mas, sedap Mas..”. Dengar ini, putaranku makin cepat dan selang sejumlah lama ia menjerit dengan menjelaskan hal yang masih sama. Saat saya rasakan vaginanya sangat basah, kucoba untuk mengambil penisku dari lubang vaginanya, demikian saya menekan kembali rupanya buntet kembali. Benar-benar, saya benar-benar bingung dan baru pertama ini kali saya temukan vagina semacam ini. Baca : Narasi Seks Dewasa 2018 ML di Kamar Mandi Umum

Karena telah keki, saya meminta ia agar menjilat-jilati penisku. Awalannya, ia menampik karena tidak biasa dan jijik. Tetapi sesudah kurayu dan saya janji akan menjilat-jilati vaginanya, ia juga sepakat. Sesudah saya membersihkan penisku, ia mulai menjilat-jilati. Awalannya, jilatannya tidak berasa karena tetap merasa jijik. Tetapi lama-lama jilatannya menarik dan Sri ingin masukkan penisku ke mulutnya. Pergerakannya juga lama-lama semakin kuat.

Karena saya telah terangsang dan semenjak barusan berlama-lama berusaha untuk mengebor vaginanya, aku juga merasa penisku mulai berdenyut. Tanpa kutahan (dibanding tambah pusing) aku juga keluarkan spermaku ke mulutnya. Merasa ada cairan masuk ke dalam mulutnya, Sri melepaskan kulumannya dan memuntahkan sperma. Sri lalu mirip orang mual ingin muntah. Saya tidak perduli dan tanganku mengocak-ngocok penisku sampai spermaku banyak yang tumpah di atas kasur dan badannya.

Sesudah saya dan Sri membersihkan kemaluan masing-masing, selanjutnya kami berbaring di atas kasur. Selang sejumlah lama, Sri mintaku untuk menjilat-jilati vaginanya. Walau saya di dalam kantor populer dengan panggilan penjahat kelamin, tetapi saya tidak pernah menyosor barang punya wanita, karena saya percaya wanita yang kutiduri selalu senang dengan permainan ranjangku. Keinginan itu juga kutolak lembut dengan argumen lemas dan mengantuk. Saya dan Sri juga pada akhirnya tertidur kembali karena kecapaian.

Comments are closed.