Cerita Dewasa – Cerita Mesum Panas Bu Fatimah Guru Ngaji Anakku Namanya Fatimah tapi biasa di panggil Bu Fat. Umurnya kutaksir sekitar 35 tahunan. Meskipun tidak begitu muda namun cantik dan sexy mukanya selalu terlihat bersih. Wajahnya hanya dilapisi mik-up tipis dengan lips-gloss pada bibirmya serta farfum berwangi kembang selalu tercium dari tubuh Bu Fat. Maklum sudah berumur, badan Bu Fat sedikit gempal dan sepasang buah dadanya pun besar dan terlihat masih montok .
”Iya bu saya minta maaf sama ibu karena lupa ngasih tahu kalau hari ini anak saya libur dulu soalnya ikut ibunya ke rumah saudara, bantu-bantu mau ada hajatan”. Jawabku.
“Oh begitu, nggak apa-apa, wah dik Lan bujangan lagi dong hari ini?” Kata Bu Fat sambil tersenyum tipis.
”O, yah nggak apa-apa, apa aja deh”. Jawabnya. Cerita Mesum Panas
”Oh iya silahkan Bu..,” Aku mempersilahkan. Cerita Mesum Panas
”Ah Bu Fat bisa aja.” Elakku sambil cengar-cengir.
Kak Fat. tersentak sekejap.
“…maksud dik Lan? ”
”Eh.. mana ada maksud apa apa? Saya hanya bergurau saja..” kata aku.
“Pasti dong bu, siapa dulu bapaknya” kata aku mencoba bercanda.
“Katanya istri dik Lan sedang mengandung anak kedua?” Tanya Bu Fat.
“5 bulan Bu”.
“Wah, itu artinya air naik ke kepala dik lan?” Lanjut Bu Fat sambil memandangku.
“..Emmh, maksud ibu? ” Tanyaku tidak mengerti maksud perkataan Bu Fat.
”Nggak usah di terangin juga dik Lan nanti pasti ngerti, tadi kan dik Lan puas memandang selangkangan ibu memangnya ibu nggak tahu, udah gitu gaya dik Lan ini seperti orang yang tak puas saja” Serang Bu Fat.
“Tapi.., tadi itu saya, eu.. eh..,.. bukan.. anu..,” Kata ku tergagap tak tahu harus berkata apa untuk membela diri.
“Ya sudah dik Lan, tenang aja mungkin rezeki dik Lan bisa melihat paha ibu.” Kata Bu Fat sambil tersenyum aneh.
“Sepertinya sih lama bu, soalnya dia pergi kerumah uwaknya, mau ada hajatan katanya, jadi ya.. bantu-bantu disana, malah mungkin nginap disana” Jawabku.
“Oh.. gitu.. toh” Kata Bu Fat.
“Kalau iya gimana dik Lan, tapi tutup dulu dong gordennya nanti keliatan orang nggak enak.” Sambut Bu Fat sambil melihat ke arah gorden.
”Aduhhhhh……!” Suara Bu Fat menjerit.
“Ibu jatuh, kepeleset dik, lantainya kamar mandinya licin, aduhhhh.. pantat ibu sakit.” Kata Bu Fat dengan suara menahan sakit.
“Nggak usahlah dik, lagian bukannya tubuh ibu sudah nggak ada lagi yang belum dilihat sama dik Lan kan?” Jawab Bu Fat.
Sambil menjilat, jari tangan ku ku masukan dan ku putar-putar di dalam lubang memek Bu Fat.
“Awwwww.., uiiih…, seperti itu.., yaaaa…, aahh.., ayo lagi dik Lan.” Lenguh Bu Fat lagi.
Kontolku lalu dihisap-hisapnya dengan gerak maju mundur.
Sesekali Bu Fat memasukkan seluruh batang kontolku kedalam mulutnya dan pada bagian inilah yang aku sangat tak tahan.
“..mmmhhhh…, oohh.., Bu Fat terus bu” Aku mengeluh enak sambil ku pegang erat kepala Bu Fat, waktu kurasakan air maniku tak dapaat ku tahankan lagi.
”..aahh.., bu saya keluar bu” Erangku.
“Iya dong dik Lan, soalnya lelaki itu sebenarnya banyak yang lebih suka itunya di hisap dan dijilati, perempuan juga sama banyak yang lebih suka barangnya dijilati saja.
“Dik lan, memek ibu memang sudah agak longgar sedikit, maklum aja ibu kan sudah tua, makanya dik Lan harus menusukkan kontolnya keras.” Kata Bu Fat.
”Tenang saja bu soal tusuk menusuk sih rasanya saya sanggup.” Kataku sambil tersenyum.
”Dik Lan coba goyangin sedikit kontolnya deh, biar memek ibu semua ngerasain.” Kata Bu Fat.
Gerakan ku menusuk-nusukan ****** kulakukan dengan simultan, aku juga meremas-ramas tetek Bu Fat sambil tetap ku hetakan kontoku kedalamnya.
“Kalau dik Lan kepengen lagi, kasih tahu ibu yah, atau talepon dulu” Lanjut Bu Fat.
”Baik bu..,” Jawabku sambil meremas pantat Bu Fat yang gempal..
Comments are closed.