Cersex Selingkuh – 2018 Mereka ialah mahasiswa yang kuliah dikampus terkenal di tempat tersebut. Arta telah lama mengenali Arta dan Lina, yang sebenarnya telah berpacaran saat sebelum mengenali Arjo.
“ArJo, ada berita baik nih”,
“berita baik apa Lin?”,
“tahu sich Kiki?”,
” Teman kamu itu kan?”,
“iya yang elok itu lho”,
“iya tahu, mengapa memang?”,
“Ia habis putus sama kekasihnya”,
“wah, kasian donk”,
“et dah, bagaimana lu jo…” Arta mengelus kepalanya, sambil membuat Arjo kebingungan,
“apa sich ta? kebingungan dech, kasian kan…”,
“kan dahulu elu sebelumnya pernah senang dengan Kiki…”,
“i…iya sich”,
“naah, mumpung sudah singgel lagi… gih deketin”,
“Wah, bagaimana ya? saya senang sekali sama dukungan kalian, tapi…”,
“ssstt, sudah tidak pakai tetapi tapian, nih nomornya yang baru, beritanya dinanti loh”,
“loh Lin, sebenernya…”, “Saya sama Lina ingin elu tidak jomblo terus jo, saya tahu kiki tu tentu bisa lo dapatkan”,
“wah, ya sudah, saya coba, untuk kalian, hehe”,
“Begitu donk, hahaha” Arta dan Lina ketawa suka, Arjo tersenyum sekalian ingat Kiki yang dahulu dia gemari karena elok dan memesona.
Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.
Keesokannya, Arjo telah mengumpulkan semangat, lantas selekasnya dia coba mengirimi pesan lewat ponselnya untuk Kiki.
“Hai Kiki… Ini Arjo, bagaimana beritanya?”, Beberapa saat dinanti, rupanya dia mendapatkan balasan,
“Eh, Arjo, lama tidak bertemu, aku bagus baik saja kok, jika kamu?”,
“saya baik saja kok, tetapi saya denger ucapnya kamu habis putus?” Arjo selanjutnya mengetahui kelihatannya Kiki masih shock, bisa dibuktikan pesannya tidak dibalas nyaris melalui beberapa puluh menit.
“Maaf ki, saya turut bersedih, kasian kamu, sabar ya…”,
“terima kasih jo, sudah sudah sejak lama sich ingin putus, baru keturutan, ia tidak ada pedulinya sama aku…”,
“mm… mungkin dia tidak sadar ki?”,
“tidak sadar bagaimana?”,
“ya ia biarkan cewek secantik kamu terlukai, benar-benar salah apa yang dia lakukan”,
“dapat menjadi benar kamu jo, btw dapat nomorku dari siapa?”,
“barusan aku bertemu Lina, dia shock tahu kamu putus, menjadi saya ingin bertanya langsung ke kamu, kali saja dapat sedikit melipur”,
“hehe, terima kasih jo…” Arjo baru ini kali mendapatkan tanggapan yang berlainan, dahulu Kiki selalu membalasnya dengan singkat dan tanpa keinginan, tetapi sekarang terlihat Arjo tahu Kiki mulai memberikan peluang kepadanya, untuk melipur cewek elok tersebut.
Di tempat Lain, dihari yang masih sama Arta dan Lina rupanya sedang dengan Kiki.
“Lina, kamu kasih nomorku ke Arjo?”,
“tidak sich, ia yang meminta, cocok tahu kamu putus sama kekasih kamu…”,
“tumben sich, ia sms saya lagi…”,
“namanya peduli… kita temanan lama sama Arjo, ia memang begitu, jika ada yang bersedih tentu ia ingin melipur”,
“dapat saja ah Lina”,
“loh benar, iya tidak yang?”,
“iya benar, tahu tidak, dahulu kerap saya keluar sama Arjo, ia kerap bicarakan kamu loh”,
“masak sich?”,
“iya, seringkali muji kamu dia…”,
“ah yang benar kalian, menjadi mikir nih ah…”,
“hehehe…” Kiki terlihat mulai sedikit terenyuh hatinya, telah 2x dia berpacaran, semua gagal, dan dia ingat bagaimana Arjo seringkali coba menghubunginya, terkadang Kiki tidak mempedulikan cowok tersebut. hari seterusnya, Kiki dan Arjo mulai kerap sama-sama berbicara melalui smartphone mereka.
Arjo kerap mengingati Kiki, saat saat dahulu saat mereka sebelumnya sempat berjumpa, Kiki tahu jika peristiwa mereka berjumpa memang lumayan kecil, tetapi cewek itu sadar semua itu diingatnya karena benar-benar mengagumkan.
“haha, memang dahulu begitu jo, saat ini sudah tidak kok”,
“iya… kamu saat ini kerap baper sepertinya”,
“yeee, tidak kok”,
“sudah, tuch tentu disitu sudah pikirkan bekas kembali”,
“eh tidak, jo plis dech”,
“iya iya maap, memikirkan lainnya saja”,
“iya dech, memikirkan kamu bisa jo?”,
“jangan, kelak tertawa terus kamu”,
“hahaha, dasar kamu jo…” Kiki dan Arjo memang tidak sama-sama berjumpa, tetapi mereka berdua tersenyum senang.
Arjo tahu, cintanya yang dahulu bersemi lagi. Dihari seterusnya Arjo kerap pergi keluar dan menjumpai Kiki, walau hanya sesaat, mereka telah kelihatan dekat dan cukup lebih dari sekadar rekan.
Sesuatu Sabtu yang ceria, Arjo terlihat sedang repot kerjakan pekerjaan dikost an Arta. Siang itu mereka telah menuntaskan pekerjaan mereka,
“huuh, syukur usai dech”,
“iya ta, dapat rileks dech”,
“eh jo, bagaimana sang Kiki?”,
“aah, biasa saja, hanya sudah kerap sharing aja…”,
“wah, senang sekali saya, pada akhirnya Arjo akan mendapatkan kekasih”,
“Apaan ta, kan belum tahu, haha, Ya sudah Ta saya kembali dahulu”,
“iya jo, terima kasih” ARjo selekasnya pulang kerumahnya, tinggalkan Arta yang terlihat sekarang telah repot mengontak Lina.
Sejumlah puluh menit selanjutnya, Lina telah datang menjumpai Arta,
“Sayang, darimanakah?”,
“dari tempatnya Kiki yang”,
“Ooh, mm… yang, kelak malem, kita…itu loh…”,
“hadeh, meminta porsi yang? kan sudah pekan kemarin”,
“hehe, ingin kembali yang…”,
“dasar kamu, eh, yang saya ada gagasan”,
“gagasan apa lina sayang?”, “gimana… jika kita ajakin sang Arjo sama Kiki? kita kerjain saja, agar mereka jadian”,
“gagasan bagus yang! bagaimana tuch?”,
“Begini gini…” Arta dan Lina mulai membuat strategi. mereka memang seringkali sebelumnya pernah bercinta bersama, memberikan kepuasan keinginan seksnya.
Tetapi sekarang mereka telah mendapatkan strategi, supaya Arjo dan Kiki dapat selekasnya jadian. Sore itu, Arta mengirimi pesan pada Arjo,
“Jo, kelak saya kerumahmu ya, sama Lina dan Kiki”,
“eeh, tumben Kiki turut?”,
“iya lah, siapin diri lu jo…”,
“wah, apalagi ini ta? iya dech gua siap siap”,
“siap senjata jo,hahaha” Arjo menjadi kebingungan, apa ingin temannya itu sampai bawa Kiki kerumahnya.
Malamnya, Arta, Lina dan Kiki telah pergi, dan datang dimuka rumah Arjo. Arjo telah menanti, selekasnya dia menegur rekan temannya tersebut.
“Hei kalian…”,
“hei jo… tuch liat…” Arjo melihat, dan menyaksikan Kiki melepaskan turun dari motor, terlihat demikian memesona.
Kiki dan Lina terlihat menggunakan kaos dan Celana jeans pendek, Arjo memiliki pendapat Kiki malam itu terlihat bagus sekali, buah dada montoknya seringkali Arjo inginkan.
“Hai Kiki…”,
“eii Jo, singgah kerumahmu bisa kan?”,
“bisa sekali, yok masuk” Mereka selekasnya masuk kerumah itu, duduk di ruang tengah, kelihatannya rumah Arjo sedang sepi.
“Kiki, tumben sich…”,
“sekali kali donk jo, singgah ketempat kamu, kan kamu kerap ketempatku, hehe”,
“bukan itu, tumben, kamu elok sekali”,
“Ciiee, Arjo ciee” Arta dan Lina telah menyangka, Arjo tentu mulai memikat Kiki, pasti mereka berdua ingin Arjo lakukan lebih.
Mereka berempat bercakap mahir, dan bercanda bersama, bercerita mengenai kuliah mereka, dan sama-sama ketawa bersama-sama.
“haha, edan memang dahulu itu… duh dingin ya rupanya”,
“ya, jo… masuk kekamar saja dech, dingin di sini”,
“eeh, Arta, Lina, kan…” belum usai berbicara, Kiki terlihat kedinginan,
“iya jo, di sini dingin loh”,
“Yok kekamar dech, dikamar mah anget…” Selekasnya mereka berempat pergi kekamar Arjo, Arta dan Lina telah tersenyum nakal.
Sesampainya dikamar, mereka lantas duduk dan memulai bercakap mahir kembali.
“Jo, jo… memang kamu itu, Eh bermain kartu yok”,
“wah, bisa tuch yang, kiki, Arjo, bermain ya…”,
“siaap”,
“wah, sudah lama tidak bermain, yok” Arta keluarkan Kartu reminya, lantas selekasnya dipersiapkan untuk lakukan permainan dengan empat orang.
Itil V3
Sesudah kartu dipisah, Arta mulai memberi ketentuan,
“Agar hebat, saya kasih ketentuan ya…”,
“apa ta ketentuannya?”,
“begini, yang paling akhir kalah, harus lakukan apa yang diminta juara pertama, bagaimana?” Arjo mulai berpikir yang tidak tidak, tetapi dia coba berpikir positif.
“Siapa takut, hehe”,
“bisa tuch ta” ,
” hehe, Sayangku memang pintar” Lina mencubit pipi Arta, sambil mereka tersenyum, dan membuat Kiki dan Arjo mulai menanyakan bertanya.
Narasi Dewasa Terkini 2018 Selekasnya mereka mengawali permainan, Kartu kartu mereka mulai berguguran, dan terlihat cukup hebat, tawa mereka membuat situasi kamar cukup semarak.
“hahaha, saya menang dulu…” Lina telah menang pertama, sesudah diteruskan, rupanya yang paling akhir kalah ialah Arta.
“yaah, kalah… yang, kamu ingin apa?”,
“hehe, saya mau… cium kamuu… cup..cup…mmm” Datang Lina segera berciuman mesrah dengan Arta, bibir mereka telah berjumpa, dan memulai sama-sama bercumbu, membuat Arjo dan Kiki sedikit malu dan memulai kebingungan sendiri.
“mm…mm…lanjut yang…oohm…”,
“mm…slruup… mm” Arjo geleng geleng kepala, Entahlah apa yang dipikir Lina dan Arta, sesudah Arjo menyaksikan Kiki, terlihat cewek itu justru tersenyum menarik tawanya, membuat Arjo tersenyum .
“heei, sudah donk, giliran yang menang”,
“eh, hehe, maaf jo, yok dech lanjut”,
“oke, sini saya bagiin” Arta yang kalah itu mulai mengocak kartu kembali, lantas mulai dibagi.
SEtelah permainan diawali kembali, Arjo tau-tau bingung, Kiki rupanya yang menang lebih dulu,
“yee,huhuu..” Arjo lantas berkobar semangatnya, tidak untuk menang, tetapi untuk kalah.
Lina dan Arta terlihat telah menggebu gebu penuh semangat, untuk memenangi permainan, dan betul saja, Arjo kalah salah, dia sekarang harus penuhi keinginan Kiki.
“Aduh, saya kalah”,
“hayo lo jo, Kiki meminta apa hayo? meminta cium aja…”,
“iya benar gih, cium cium cium” Kiki dan Arjo tersenyum penuh malu, semakin lama Arjo mengetahui, terlihat Muka Kiki itu dekatinya, dan kedengar suara cantiknya,
“jo, kecupan yok, hehe…” Arjo masih sangsi, tetapi dia mulai dekati Kiki, lantas cup… bibir mereka pada akhirnya berjumpa, membuat Lina dan Arta demikian senang.
“cup…mm…kiki…mmm..oohm”, “mm…cup..hehe…mmm” Mereka berdua terlihat menjadi nikmati, Arjo demikian ria senang hatinya, dia sekarang rupanya bisa mencumbu Kiki.
Lina dan Arta kelihatan repot melihati Kiki dan Lina, mereka bingung dan ingin ketawa, gagasan mereka berjalan lancar.
“mm…cup…mm”, “mm…cup… sudah dech kiki…” Arjo hentikan cumbuannya, lantas Kiki terlihat sedikit undur, lantas Arta selekasnya memecahkan keheningan tersebut.
“hoooh, lanjut lanjut?”,
“lanjut, hehe, sini saya yang untuk kartunya” Arjo mengocak kartu itu dengan rileks, lantas membagikan seperti barusan.
Permainan ke-3 diawali, kartu mulai berguguran, tetapi apa yang terjadi, sekarang Arta menang lebih dulu,
“haha, yeey”, permainan diteruskan, karena mungkin tetap pikirkan kecupan nikmatnnya barusan bersama Kiki, Arjo menjadi paling akhir yang kalah.
“Aduh, kalah kembali”,
“hahaha, gih kecupan “,
“Kiki… jangan ngawur, haha”,
“iya tuch, oke jo… saya meminta elu… remas toketnya Kiki!” Arjo saat itu juga terkejut, dia betul-betul tidak yakin, Arjo melotot seperti membentak Arta, tetapi dia sudah tidak dapat berdaya.
“Mari jo, jika tidak ingin, saya saja dech yang menggantiin”,
“eh Arta jangan! mm… Kiki?”, Terlihat Kiki cuma tersenyum sekalian membusungkan dadanya, membuat Arjo makin pusing, pemikirannya mulai tidak karuan.
“Mari jo, tuch Kiki sudah Siap”,
“mm… aduh, kiki, tidak papah kah?”,
“tidak papah jo, coba deh…” dengar kata coba, hati Arjo terasanya melayang-layang, fikirannya telah dipengaruhi Lina dan Arta.
Arjo dekati Kiki, dan plek, tangan cowok itu landing dikaos hitam Kiki, pas dibuah dada kenyalnya. tangannya sekarang dapat rasakan bagaimana montoknya buah dada Kiki tersebut.
“Aseek, diremes jo, bukan disentuh doang” Arjo akhrinya menurut, dia mulai mengelus buah dada montok Kiki di luar sangkarnya, berasa demikian kenyal, sesudah diremas kecil, Kiki mulai mendesah,
“Aaahn, mmh” Kiki yang mukanya mulai memeras itu membuat Arjo pecah ketenangannya, penisnya telah berdiri dicelana.
Sekarang Arjo mulai meremas buah dada Kiki perlahan-lahan, penuh kepuasan.
Sesaat selanjutnya saat tangannya mulai stop dan diangkat, Arjo berkoar kembali,
“Loh, saya belum katakan setop, mari teruskan jo”,
“tetapi ta…”, “mmh…lanjutin jo…” Arjo saat itu juga luluh hatinya, Kiki meminta buah dadanya diremas kembali.
Pada akhirnya Arjo menurut, buah dada montok itu harus diremasnya kembali dengan nikmat, Arjo sempat merasa ada yang mengeras ditengah-tengah kaos hitam itu, dan Arjo tahu itu puting Kiki, membuat Arjo berhembus hatinya.
“Oke, sudah, hehehe” Arjo lantas stop, sama sesuai pengucapan Arta.
“oke? satu kali lagi ya bermain kartunya?”,
“haha, Kiki, Arjo, masih konsentrasi tidak?”,
“m..masih kok”,
“hmmh..iya” Arjo dan Kiki mulai sedikit malu, muka mereka memeras, tetapi selekasnya permainan diawali kembali.
Kartu kartu itu sesudah dipisah, langsung dimainkan cepat, set set set, Arjo terlihat demikian semangat, dan rupanya dia memenangi permainan pertama kalinya, Arjo tidak bernada, dia cuma kelihatan demikian suka.
“haha, oke oke jo, rileks…” Arta dan Lina yang sejak dari barusan tersenyum itu selekasnya bermain, dan tidak salah, mereka menaklukkan Kiki.
Sekarang Arjo harus minta suatu hal dari Kiki.
“Mari jo, giih, dinanti Kiki tuch”,
“ingin apa jo? hayo? haha” Arta dan Lina demikian semangat menanti perkataan Arjo.
Arjo sekarang sedang sama-sama pandang dengan Kiki, tidak lama, Arjo membuat ketetapannya.
“kiki…”,
“iya jo…”,
“Saya mau… kamu menjadi kekasihku…” Lina dan Arta bersorak senang, mereka tahu Arjo tidak salah sebut, “Yeaaah, hooohoo”,
“akhiirnyaaa”, Kiki tetap tersenyum sendiri, lantas tidak lama, cewek montok itu bernada,
“hehe, tidak dari tempo hari kemarin jo” Arjo lantas hatinya menetes, cewek elok dimukanya itu ingin menjadi kekasihnya, walau lewat permainan konyol tersebut.
Karena demikian senangnya, Arjo tau-tau dekati Kiki, lantas menciumnya lagi,
“cup..mmm… terima kasih kiki…mm”,
“iya, Arjo sayang…mmm.. cup” Arta dan Lina telah lega, mereka sekarang dapat hilangkan kebimbangan mereka. “Yang mereka sudah, jadian, kita… bermain di sini yok ah”,
“oke okeeh, yok yang.. mmm” Arta dan Lina berciuman. Sekarang dua pasangan itu telah Asyik bercumbu, dikamar yang hangat tersebut.
Kiki dan Arjo terlihat berkaca kaca matanya, sekalian menghadapkan cinta mereka lewat kecupan mesrah. Sedang Arta dan Lina telah tau-tau pergi kekasur sisi Atas, Arta ditindih badannya oleh Lina, badan mereka sama-sama berjumpa. Arjo sebelumnya sempat melihat, dan berpikir dianya punyai kekasih, menjadi dia tahu harus bagaimana,
“kiki, kita jangan kalah dengan mereka”,
“hehe, iya jo… mmm… cup” Dua pasangan itu sekarang telah repot mencumbu pasangannya.
Arta dan Arjo tidak lama mulai berlomba-lomba meremas buah dada musuh bermainnya. Walau Lina buah dadanya tidak sebesar Kiki, Arta kelihatan lebih pakar mengurusi gundukan kenyal tersebut. Arta telah melepaskan kaos dan Bh Lina, dan repot meremas menjilat-jilati buah dada pacarnya tersebut.
“cup…mm…ooh… kita memang pasangan solid yang…mmm”,
“aahn…ooh… iya yang…hnh”.
Arjo terlihat sekarang melepaskan perlahan-lahan kaos hitam Kiki itu, selanjutnya bh memiliki ukuran besar itu . dan bwung, buah dada montok Kiki sekarang terpajang terang dimata Arjo.
“Wow, Kiki… kamu luar biasa…”,
“nnh…aahn… Arjo… wow…ooh” Arjo sekarang sangat asyik meremas dan menepuk nepuk buah dada montok Kiki dengan nikmat.
“mm…cup…kiki…”, “aahn…iya jo”,
“mmh…cup…mm… saya tentu lebih andal dari bekas kamu…mm”,
“nnnh… iya jo…oooh” Ke-2 buah dada itu diputar dan diremas demikian asyiknya, puting coklat ditengah-tengah gundukan kenyal itu dipilin dan diambil, membuat mereka semakin terangsang.
“Aaahn… gelinya jo… nikmat… ooooh”,
“mmmh…mm..m..cup… nikmat sekali emang…ooh” Arjo demikian nikmati laganya nikmati gundukan kenyal punya Kiki tersebut.
“Jo, lanjuuut, mengganti yang bawah doong, haha” Arjo selanjutnya melihat Arta, rupanya Arta dan Lina telah telanjang bundar, dan kelihatan Lina mulai mengulum penis Arta dengan mulut cantiknya.
“mm…mmm slruup..mmm” Arjo memang tahu penisnya telah terangsang berat, tetapi dia tidak ingin menyusahkan Kiki.
“Kiki… saya lepasin celana kamu ya..”,
“aahn, mmh… iya deh…” Arjo melepaskan celana jeans dan CD Kiki, lantas mata cowok itu terbeliak menyaksikan cantiknya selangkangan Kiki, tanpa tertutupi bulu! benar-benar dia merasa untung. tanpa izin, Arjo tau-tau melesakan mulutnya, dan melekat dibibir vagina Kiki, yang ke-2 pahanya telah dibuka lebar.
“nnnhaah! oooh… Arjooooh… jilatanmu…hnnh” Arjo sekarang lidahnya telah bergerilya nikmati dinding vagina Kiki yang telah basah.
Dua pasang muda mudi itu telah terus nikmati malam minggunya dengan mengoral kemaluan musuh bermainnya.
“ooh, sudah lina… cukup sayang”, “mmh..ooh.. mari Arta sayang, memekku telah geliii sekali, meminta disikat” Lina yang baru usai mengulum penis Arta itu beralih posisi, cewek itu berbaring dikasur menghadap kanan, lantas kaki kirinya diangkat keatas.
Selekasnya Arta mendekat keselangkangan Lina, dan Sleeb penisnya masuk dengan selekasnya isi vagina kekasihnya tersebut.
“Auuh, aaaahn”, Arta yang beberapa kali sudah nikmati vagina kekasihnya itu tentu sudah tahu apa yang perlu dia lalukan, tanpa diminta, Arta mulai asyik menggoyahkan penisnya menggerakannya mundur-maju, memberikan kepuasan keinginan seksnya.
“Ooh, kamu luar biasa sebagaimana umumnya ya lina sayang…ooh” Arta demikian asyik meniduri kekasihnya itu dengan penuh cinta.
“Oooh, yes…hmmh… terus yang…aahn” Dengar desahan Lina, Kiki menjadi turut terangsang, “Arjo..hmmh…aaahn… masukkan punyamu deh…”,
“hmmh… as you wish, Kiki…” Arjo selekasnya ambil posisi, penisnya telah dipersiapkan dimuka vagina Kiki.
Sekalian melihati muka elok Kiki, Arjo memasukkan penisnya perlahan-lahan ke memek basah itu, sleeb,
“oooh… memek kamu kiki…uuh”,
“Aaahn…hnnh… gedenya jo…ouh!” Kiki menjulurkan lidahnya, tidak dapat meredam kepuasan, Arjo benar-benar suka, dia rasakan sangat nikmat, saat penisnya diberi basahnya dinding sempit vagina Kiki tersebut. Arjo merengkuh badan Kiki, dia pas di atas badan Kiki, Penisnya masih repot rasakan enaknya lubang surgawi tersebut.
“ooh… Kiki… kamu… luar biasa…” Arjo mulai meremas lagi gundukan montok didada Kiki itu, “aahn..ooh… kamu jo…hnnnh” Arjo nikmati kenyalnya buah dada Kiki, sekalian terus memacu vagina sempit kekasih anyarnya tersebut.
Badan mereka sekarang bersinggungan dengan nikmat, memanasi episode sex yang telah lama mereka ingin merasai. Arjo terus menggerakkan penisnya mundur-maju, vagina basah punya Kiki tidak stop disikat dan dipenetrasi.
Sekarang ke-2 pasangan itu telah repot bersetubuh bersama pasangannya. Arta dan Lina saat ini demikian asyik bersetubuh, Arta sekarang menggendong Lina, sekalian penisnya terus mempenetrasi vagina nikmat Lina, Mereka terlihat demikian senang, aktivitas nikmat itu seringkali mereka kerjakan bersama-sama.
Arjo yang senang sudah merealisasi mimpinya menjadi kekasih Kiki, Sekarang asyik terus memacu vagina Cewek montok itu, buah dada montok Kiki terus dijilat dan diremas, badan mulusnya terus bergoyang goyang karena hentakan penis Arjo memproses vaginanya, mundur-maju, Arjo menggerakkan penisnya dengan demikian semangat. Baca : Narasi Seks IGO Terkini 2018 Nia Mahasiswi Montok
Suara desahan mereka memberikan begitu mereka nikmati persetubuhan tersebut. Pasangan muda mudi itu terus bercinta dengan demikian semangat sepanjang beberapa puluh menit, memberikan kepuasan keinginan cinta muda mereka.
“Kiki…oooh…aku ingin keluar…”,
“aahhn… sini Arjo sayang…” Arjo keluarkan penisnya dari vagina Kiki, lantas penisnya itu sekarang telah digenggam oleh Kiki, dikocak nikmat, ujungnya ditempatkan kemulut Kiki.
“ooh.. uuh!” Croot croot croot, Arjo melejitkan spermanya keluar isi mulut Kiki, Membuat Kiki suka, sperma yang banyak sekali itu diminum habis oleh Kiki.
“oooghf..hmm…sluurpp..gleeg..hnnh…uhuk uhuk..ooh banyaknya…”,
“ooh, terima kasih Kiki…” Arjo merengkuh Kiki, dia betul-betul senang.
“Hehe, iya Arjo, kamu… luar biasa rupanya, itu baru kekasihku, hehe” Kiki dan Arjo telah usai bersetubuh, mereka sekarang sedang repot terlibat perbincangan bincang sekalian menggunakan baju.
Lina dan Arta tetap terus bersetubuh, walau sebenarnya Arjo menyaksikan vagina Lina telah banjir sperma Arta.
“Wah wah, mereka luar biasa sekali ya…”,
“tahu tuch, Lina sich sebelumnya pernah sharing, sudah kerap begituan sich…”,
” haha, mm… Kiki, kita keluar saja yok, bercakap di luar, aku… mau…”,
“iya sayang, cup… kita omongin yang sedap deh…” Kiki dan Arjo keluar kamar, ke arah sisi depan rumah, dan memulai mengulas jalinan mereka seterusnya.
Saat muda ialah saat yang terindah, menjadi mereka ingin semuanya yang mereka rasakan dapat diingat dan jadi pengalaman terbaik buat mereka.
Comments are closed.