Narasi Sex Saya Ngentot Dengan Suamiku Dan Anakku

Cersex Selingkuh2018 Saya, Suamiku dan Anakku – Tidak akan ada yang menduga bila dalam keluarga kami terjadi episode hubungan seks di antara anak, ibu dan ayahnya sendiri yang hendak saya katakan ini. Kenalkan namaku Rina. Saya telah menikah dan mempunyai seorang putri tunggal, Fara namanya. Umurnya sekarang telah 14 tahun dan duduk di kelas 2 SMP. Umurnya yang telah mulai remaja sudah membuat dianya terlihat menarik. Mukanya yang elok dan imut jadi nilai plus darinya. Umurku sendiri baru 35 tahun, dan suamiku, Mas Alan, 38 tahun.

Narasi Dewasa Terkini Ada sebuah pengalaman yang tidak bisa kulupakan dalam daya ingatku. Waktu kecil dahulu saya sebelumnya pernah sembunyi-sembunyi menyaksikan ibuku ngesex dengan kakekku, ayah kandungan ibuku sendiri. Saya tidak tahu apakah yang membuat ibu dan kakek lakukan jalinan semacam itu, saya yang pun tidak tahu harus melakukan perbuatan apa pada akhirnya pilih diam. Tetapi rupanya peristiwa itu tidak cuma sekali, tetapi berulang-kali. Kakekku dahulu memang tinggal dengan dengan kami hingga memungkinkannya mereka melakukan perbuatan semacam itu berkali-kali ketika ayahku tidak di dalam rumah.

Tempat Penyuplai Kelompok Narasi Seks Ngentot 2018 Saya, Suamiku dan Anakku

Narasi Seks Ngentot 2018 Saya, Suamiku dan Anakku
Narasi Seks Asli 2018 Sekarang ketika telah mempunyai putri, saya kerap memikirkan jika suamiku bersetubuh dengan anak gadis kami. Memikirkan bagaimana suamiku memacu anak gadisnya sendiri sampai anak gadis kami ini hamil olehnya. Sudah pasti itu adalah angan-angan edan dari ibu pada anak dan suaminya sendiri. Bagaimana dapat seorang ibu punyai pikiran seperti itu!? Tetapi hal itu benar-benar menghidupkan nafsuku. Bahkan juga saya kerap bermasturbasi karena tidak kuat dengan angan-angan gilaku ini.

Saat saya terkait tubuh dengan suamiku, saya memandang jika saya ini ialah Fara, anak gadisnya. Hal tersebut membuatku orgasme bisa lebih cepat. Disamping itu, saat saya pergi ke pasar dan tinggalkan mereka berdua di dalam rumah, saya kerap memikirkan jika mereka bersetubuh di belakangku sepanjang saya pergi. Saya menjadi berdebar sendiri saat di pasar karena pikirkannya.

Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.

Seiring berjalannya waktu, cukup dengan memikirkan tidaklah cukup kembali buatku. Sekarang saya benar-benar mengharap mereka berzinah, lakukan jalinan tubuh sedarah di antara ayah dan anak gadisnya. Aku juga berusaha membuat keadaan-situasi supaya suami dan anakku jadi tertarik keduanya. Saya sampai membelikan putriku baju-pakaian yang seksi, lantas mengajarkannya langkah kenakan pakaian yang membuat lekuk badannya tercetak. Tanktop dan celana pendekpun jadi bajunya setiap hari jika di dalam rumah. Fara tidak jadi masalah dengan kenakan pakaian yang ku sampaikan, justru ia benar-benar menyenanginya.

Sebetulnya kerap suamiku protes langkah kenakan pakaian putri kami. Tetapi sudah pasti saya bela Fara.

“Memang mengapa sich Pa? kan hanya di dalam rumah saja. Lagian hanya Papah sendiri lelaki di sini” ujarku.
“Iya sich”
“Jika begitu ya tidak apapun donk Pa…”
“Tetapi kan….. Ya telah lah” kata suamiku pada akhirnya mengalah. Karena itu bebaslah Fara kenakan pakaian semacam itu di depan ayahnya.

Mungkin jika pria yang lain menyaksikan kondisi putri kami, pria itu sudah tentu akan bergairah. Bagaimana tidak? Seorang gadis elok yang segar-segarnya tampil dengan baju yang bikin gemas dan menghidupkan birahi, yang mana ibunya sendiri yang mengajari langkah berpakaiannya tersebut. Itu juga sebetulnya cukup umum terjadi, karena beberapa teman suamiku kerap singgah ke rumah, begitu juga bapak-bapak tetangga samping. Saya seorang ibu yang mengajari putrinya jadi seorang eksibisonis!!

“Wah, Fara sudah besar yah… elok kembali” Itu yang selalu mereka ucapkan jika menyaksikan putriku di dalam rumah.

Saya saksikan mata mereka selalu melihat ke badan putri kami. Rasanya benar-benar aneh saat anak gadisku dipelototin demikian, di antara geram dan senang karena putriku banyak yang menyenangi.

Dengan kondisi Fara yang kenakan pakaian semacam itu, saya menjadi seringkali tinggalkan suami dan putri kami berdua melihat tv, atau memerintah suamiku menolong Fara kerjakan PR-nya dalam kamarnya Fara. Saat mereka berduaan, aku juga sembunyi-sembunyi memerhatikan dari jarak jauh. Saya ingin ketahui apa suamiku mencuri-curi pandang ke anaknya. Tetapi rupanya tidak. Walaupun ada kadang-kadang melihat ke anaknya, tetapi yang ku saksikan masih pandangan tanpa gairah. Tidak lebih dari seorang ayah yang menolong putrinya. Tetapi ini tidak membuatku berserah.

Malam hari ini kami sedang duduk bersama melihat acara tv. Sebetulnya ini ialah kondisi dan situasi yang umum, cuma pikiranku yang tidak kelar.

“Sayang, mari sini mama pangku” kataku mulai memperlancar aksiku.

Fara waktu itu tetap setia kenakan tanktop dan celana pendek sepaha jika sedang di dalam rumah.

“Ihh… mama. Fara kan sudah besar. Saat tetap dipangku!?”
“Hihihi, sudah besar apanya? sudah besar apanya ayo…” kataku sekalian menarik Fara, merengkuhnya lantas mengusungnya ke pangkuanku sekalian ku gelitiki.
“Hahaha… geli mah, ampun….”
“Ininya yah yang sudah besar?” tanyaku sekalian menyinggung buah dadanya yang cuma tertutupi tanktop.
“Mama!! Geli…!!”

Bergurau seperti ini juga sudah kerap kami kerjakan. Sama-sama mengelitik dan bermain waktu bersama duduk melihat tv. Tetapi sekarang saya memiliki tujuan lain, yakni menyengaja membuat suamiku menjadi terangsang dan bergairah pada anaknya sendiri.

“Hihihi, Pa, saksikan nih anakmu sudah besar” ujarku panggil Mas Alan.

Kaki Fara ku buat menjadi buka lebar waktu itu. Saya ingin suamiku menyaksikan begitu putrinya sekarang telah jadi seorang gadis yang elok dan menarik. Membuat suamiku menjadi berpikir kotor pada anak gadisnya sendiri. Mas Alan memang melihat ke kami, tetapi dapat ku baca dari mukanya jika yang diartikan ‘gede’ olehnya hanya usia putrinya yang telah semakin, bukan beberapa ukuran kewanitaan seperti buah dada, pinggul dan lekuk badan putrinya.

“Mari sayang , meminta pangku sama juga papah kamu sana” suruhku pada Fara.
“Pa… pangkuin Fara dong…” meminta Fara manja.
“Iya-iya sini” kata mas Alan sekalian biarkan Fara duduk di pangkuannya.

Mereka sekarang sama menghadap ke tv. Suamiku terlihat biasa saja, tidak kelihatan pertanda gairah walaupun sekarang ini ada seorang gadis elok yang duduk di pangkuannya. Walau sebenarnya saya mengharap jika suamiku ereksi, hingga penis tegangnya akan menjejal bokong anak gadis kami.

“Duh, iya nih kamu telah besar. Berat sangat saat ini” tutur mas Alan sekalian menyeka-ngusap rambut Fara.

“Biarin… week. Nih rasain!!” Fara lantas mengusung sedikit pinggulnya, lantas menurunkannya kembali mendadak ke bawah.

Seolah memperlihatkan jika ia sudah lebih berat saat ini karena makin dewasa. Tetapi yang terdapat itu justru membuat penis suamiku tertekan bokong putrinya.

“Duh, kamu ini” gerutu suamiku.

Namun masih tetap biarkan Fara lanjut di pangkuannya. Fara terlihat nyaman sekali dipangku ayahnya, mereka demikian mesra. Merangkumun terus melihat tv dengan posisi berduaan demikian, dan saya terus cuma memerhatikan.
Narasi Seks 2016 Saya Suamiku dan Anakku
Makin lama, ku saksikan kadang-kadang bokong putriku ini berubah-geser ke sana-kemari di pangkuan suamiku. Apa suamiku sedang ereksi? Hingga membuat Fara merasakan tidak nyaman karena bokongnya tertahan? Jika betul, apa putriku ini tahu jika penis tegang ayahnyalah yang menjejal bokongnya sekarang ini? Oh tuhan… Saya menjadi berdebar pikirkannya.

Itil V3
Saya lantas bangun dari tempat dudukku. Saya ingin tinggalkan mereka berdua kembali ini kali.

“Ingin ke mana ma?” bertanya suamiku.
“Ingin ke kamar, telah mengantuk” jawabku sekenanya, karena tujuanku sebetulnya hanya ingin biarkan mereka berduaan.
“Kamu ingin tidur sayang?” tanyanya sekarang pada Fara.
“Belum ngaktuk Pa” jawab Fara cuek sekalian masih tetap asyik melihat tv.
“Ya telah”

Aku juga masuk ke dalam kamar dan biarkan suami dan anakku berduaan di situ. Dari dalam kamar saya coba melihat mereka, tetapi tidak ada pergerakan atau percakapan yang serba aneh walau posisi mereka masih tetap tetap sama. Aku juga memilih untuk tiduran di tempat tidur. Tetapi tanpa sadar saya betul-betul tertidur!!

Saat saya terjaga besok paginya dadaku demikian berdebar. Entahlah apa yang telah ku terlewat semalam. Apa mereka lakukan suatu hal saat lagi saya tidur? Atau suamiku dan putri kami telah bersenggama? Beberapa pikiran itu terus lewat di kepalaku. Hatiku makin tidak karuan karena saya tidak ketahui apa yang sebetulnya terjadi, walaupun belum pasti semuanya yang ku sedang pikirkan barusan betul-betul terjadi. Tetapi kesan memikirkan jika mereka bermain sembunyi-sembunyi dibelakangku ini benar-benar mengaduk-aduk hatiku, dan saya mengharap mereka betul-betul sudah melakukan.

Aku juga meneruskan terus aksiku. Saat itu dengan suara bergurau saya memerintah Mas Alan untuk memandikan Fara, tetapi sudah pasti baik Fara atau suamiku menampiknya.

“Tidak ingin ah, Fara kan sudah besar, saat dimandikan Papah” jawab Fara.
“Iya nih, mama ada-ada saja” kata suamiku ikutan.
“Hihihi… Jika mama yang mandikan Fara, ingin?” tanyaku kembali.
“Tidak ingin !!”

Tetapi pada akhirnya Fara ingin mandi denganku. Ia betul-betul telah jadi seorang gadis muda yang elok. Pertanda kewanitaannya betul-betul sedang tumbuh secara baik. Tentunya akan membuat gairah beberapa lelaki jika menyaksikan ia telanjang dan berbasahan saat ini. Saya ingin ayahnya menyaksikannya dengan pandangan gairah.

Waktu saya ingin menyabuni tubuh, ku dapatkan botol sabun mau habis. Ini peluangku!!

“Sayang, sabunnya habis nih. Kamu ambilin gih ke belakang” suruhku pada Fara.
“Kok Fara sich ma?”
“Iya lah, saat mama yang mengambil. Sana”
“Iyaa…”

Fara lantas melilitkan handuk ke badannya, tetapi ku hindari. Saya ingin memperlihatkan badan cantik Fara ke ayahnya sekarang ini. Tanpa banyak bertanya Farapun mengikuti. Saya manfaatkan karakternya yang polos dan belum memahami begitu keutamaan tutupi beberapa bagian kewanitaaannya tersebut. Jadilah ia bertelanjang bundar dari kamar mandi ke dapur.

Pintu kamar mandi ku membuka sedikit supaya saya bisa dengar apa yang hendak terjadi. Disini saya memanglah tidak bisa menyaksikan apa yang terjadi, tetapi saya bisa dengar secara jelas. Ku dengar suamiku kaget dan menyapa Fara mengapa nglayap telanjang demikian di rumah. Dijawab Fara jika ingin ambil sabun.

“Sabunnya di mana Pa? tidak bertemu nih…”
“nanti papah ambilkan”

Tidak ada suara benar-benar sepanjang sesaat selanjutnya. Dadaku berdebar-debar pikirkan suamiku sedang dengan putri kami yang bertelanjang bundar!! Tentunya jarak di antara ayah dan anak itu benar-benar dekat. Saya tidak paham apa suamiku terangsang sekarang ini. Tetapi yang jelas, akulah yang terangsang berat karena pikirkan hal itu.

“Terima kasih Pa”
“Iya, sana cepat ke kamar mandi. Kelak justru masuk angin semakin lama telanjang di luar”
“Iya Pa”

Selang beberapa saat Fara masuk kembali lagi ke kamar mandi.

“Mama kembali ngapaiiiin!??”
“Eh, n-nggak kembali ngapa-ngapain” jawabku tergagap.

Saya ketahuan olehnya sedang masturbasi menyemprot shower ke vaginaku!! Untung selanjutnya dapat ku terangkan jika saya sedang bersihkan sisi itu. Kamipun mandi seperti umumnya seterusnya.

Handuk yang kami bawa ketika itu hanya satu, menjadi kami gunakan berdua berganti-gantian sesudah usai mandi. Pasti saya yang kenakan handuk itu, dan Fara ku suruh bertelanjang ke arah kamarnya. Satu kali lagi tertelanjangannya dipandang oleh ayahnya

Malampun datang, saya memiliki gagasan seks lebih hebat . Pada malam itu saya ajak Fara tidur bersama di dalam kamar kami. Tentu saja ini sisi dari rencanaku lainnya. Suamiku awalannya menampik karena harus share tempat tidur dengan Fara, karena mungkin anak wanitanya itu telah besar. Tetapi sesudah ku rayu terus pada akhirnya ia ingin .

“Kamu sukai sayang kita tidur sama seperti dahulu kembali?” tanyaku pada Fara.
“Sukai ma, sudah lama tidak”

Saat sebelum tidur kami habiskan waktu untuk ngobrol-ngobrol mengenai sekolahnya, beberapa temannya, gagasan berlibur, hadiah ulang tahunnya mendatang dan sebagainya. Posisi Fara ada di tengah dijepit oleh kami berdua.

“Menurut kamu Papah orangnya bagaimana sayang?” tanyaku sekarang coba mengulas mengenai ayahnya.
“Baik, tidak pemarah”
“Kamu sayang berbeda Papah?”
“Iya, Fara sayang sekali sama Papah”
“Hanya sayang saja? Tidak cinta?” tanyaku kembali.
“Iya, Fara cinta Papah” jawab Fara polos.

Sudah pasti cinta yang diartikan Fara bukan seperti hati cinta ke pacar, tetapi cuma hati cinta dari anak ke orangtuanya.

“Tuch Pa, anak kamu saja cinta dengan kamu, saat kamu tidak? hihihi” tanyaku sekarang pada mas Alan.

Saya ingin ketahui bagaimana responnya.

“Ihh… Papah tidak cinta yah sama Fara?” rengek Fara manja.
“Ah, karena kamu ini Ma. Iya sayaaang… Papah cinta kok dengan kamu” sebut suamiku yang disongsong tawa gurih Fara.

Dengar ini membuatku makin semangat. Ku mendekati Fara dan ku bisikkan suatu hal kepadanya.

“Pa, jika Papah cinta sama Fara, cium Fara donk Pa…” kata Fara selanjutnya.

Dia mengikuti apa yang ku bisikkan kepadanya baru saja. Mas Alan yang dengar keinginan Fara itu dibikin kaget, diapun melotot kepadaku karena telah menjelaskan yang tidak-tidak pada putri kami. Saya cuma ketawa kecil saja.

“Iya, sini sayang…” sebut Mas Alan ingin pada akhirnya,
“Cup”
“Yang kanan Pa” pinta Fara kembali.
“Iya-iya” saat mencium pipi kanan, suamiku sedikit menekan Fara karena putrinya itu ada disebelah kirinya.
“Fara cium donk Papanya” suruhku kembali, Fara juga melakukan.

Ia sekarang giliran menciumi pipi Papanya. Darahku berhembus menyaksikan panorama cium-ciuman ini. Episode cium-ciuman di antara ayah dan putrinya. Walaupun sebetulnya ini kenal, tetapi baru ini kali mereka sama-sama mencium berulang-kali, bahkan juga melakukan di atas tempat tidur.

Saat putri kami telah tidur, aku juga meneruskan aksiku untuk menggairahkan suamiku. Saya bermasturbasi di samping Fara. Suamiku tentu saja kaget menyaksikan aksiku sebab ada Fara di dekat kami, saya senyuman-senyum saja. Ku ucapkan jika saya sedang ingin. Sudah pasti suamiku menampiknya, tidak mungkin kami ngentot saat Fara ada di tengah kami. Pada akhirnya saya sepakat untuk cuma sama-sama bermasturbasi. Ia mainkan vaginaku dan saya mengocak penisnya.

Waktu mengocaknya, kerap saya menyentuhkan penisnya ke paha putri kami. Tentu saja saya berpura-pura tidak menyengaja saat melakukan.

“Ma… berhati-hati dong…”
“Mengapa Pa? geli yah terkena paha Fara? Hihihi”
“Bukan gitu… Kelak jika ia bangun bagaimana coba?”
“Iya deh… sorry” kataku sekalian tersenyum.

Ku teruskan terus kocokanku hingga kemudian ia muncrat, tetapi menyengaja ku tujukan ke selangakangan putri kami. Jadilah celana pendek dan paha Fara bertebaran sperma ayah kandungnya.

“Duh Ma… terkena Fara nih… Karena itu saya katakan berhati-hati!!” tutur suamiku berbisik keras.
“Wah… Tidak menyengaja Pa. Papah yang membersihkan yah, saya ingin ke wc dahulu”
“Lho? Kok saya sich ma yang ngebersihin?” bertanya suamiku kesal, tetapi saya terus mengalihkan badanku jalan ke wc.

Saat saya telah keluar kamar, saya melihat apa yang hendak dilaksanakan suamiku. Ia terlihat kewalahan bersihkan ceceran spermanya yang terdapat disekitaran selangkangan anak gadisnya. Sayang ia sekedar hanya bersihkan, tidak berperangai aneh.

Malam itu baru permulaan, karena kemudian makin kerap ku mengajak Fara tidur bersama kami. Fara kelihatannya sangat suka dapat tidur bersama dan kelihatannya ia suka, ia bahkan juga tidak ingin kembali tidur di kamarnya. Buatku ini tanda baik untuk merealisasikan angan-anganku.

Sama dengan malam itu, saya dan suamiku terus sama-sama menolong bermasturbasi walaupun ada Fara di tengah kami. Hingga semakin sering-seringlah Fara terserang semburan peju ayahnya karena selalu menyengaja ku menembakkan ke selangkangannya. Terkadang bukan hanya paha dan celana pendeknya yang terkena, tetapi tangan dan pakaiannya.

Bahkan juga sebelumnya pernah suamiku menyemprotkan benar-benar kuat sampai ada yang berkenaan muka putri kami. Dan kembali lagi, suamikulah yang ku suruh bersihkan ceceran spermanya tersebut. Mas Alan kelihatannya tidak berkeberatan kembali dengan kedatangan Fara pada tempat tidur. Spermanya yang bertebaran di badan putrinya tidak jadi permasalahan kembali untuknya.

Entahlah ada hubungan atau mungkin tidak. Suamiku menjadi seringkali minta ML. Apa ini sebagai pemuasan gairahnya yang tidak tersalurkan pada putrinya? Saya berharap iya. Tentu saja ia meminta saat siang hari karena jika malam ada Fara pada tempat tidur kami. Meskipun kerap saya coba ajaknya ngentot sesudah putri kami tidur, tetapi ia masih tetap menampiknya.

Kerap saat kami ngeseks di dalam kamar waktu siang hari, pintu kamar ku buat cukup terbuka. Walau sebenarnya ada Fara di dalam rumah waktu itu. Ya… saya menyengaja membuka sedikit dan mengharap putri kami menyaksikan apa yang ku buat dengan ayahnya. Dan itu betul terjadi!! Kerap saya menyaksikan jika putriku sedang melihat kami bersenggama. Saya ingin tahu apa yang telah ada dibenak putri kami waktu itu.

Saya sekarang berpikiran tidak untuk memberikan porsi kembali pada suamiku. Saat suamiku ingin, aku juga menampiknya secara beragam jenis argumen seolah tengah lelah, repot dan lain-lain. Tetapi malamnya saya masih tetap menolong mengocak penisnya dari sisi anakku seperti umumnya. Karena ini tujuanku, saya tidak mau layani suamiku supaya malamnya ia melepaskan gairahnya dari sisi putri kami.

“Ma, kita ML yuk…” pinta suamiku malam itu, pada akhirnya sekarang ia minta ngeseks walaupun ada Fara yang tidur antara kami.

Tetapi saya telah mempunyai gagasan lain. Saya masih tetap tidak memberikannya porsi kembali.

“Lelah Pa…” jawabku berpura-pura lemas.
“Mari lah Ma… Papah kembali ingin nih…”
“Mama kocokin saja yah…” tawarku.
“Ya telah Ma”

Ia lantas bangun dan berlutut, dan saya tetap tiduran sekalian mengocak penisnya. Tetapi posisi Fara masih tetap ada antara kami.

“Fara elok yah Pa?” tanyaku memancing sekalian masih tetap mengocak penis suamiku.
“Iya, sama seperti mamanya” saya tersenyum.
“Anak gadis Papah ini sudah semakin besar aja… saksikan nih kulit putihnya halus, mulus dan licin” ujarku sekalian menampar-nampar penis suamiku ke tangan anak kami.

Suamiku cuma diam saja!! umumnya ia tentu protes!! tetapi ini kali tidak berbicara apapun!!

“Sedap yah Pa?” tanyaku.

Sudah pasti yang ku tujuan sedap atau mungkin tidak waktu penisnya bersinggungan dengan kulit putri kami.

“Ngghh… Sedap ma…”
“Geser sedikit Pa, agar lebih sedap mama ngocokinnya” pintaku.

Diapun geser badannya ke atas hingga sekarang penis tegangnya pas ke arah muka Fara. Tempatnya seperti mau men-cumshoot putri kami !!

Ku melihat ke suamiku, ia rupanya sedang melihat muka putri kami sekalian penisnya masih tetap ku kocok. Saya berharap ia sedang berpikir kotor pada Fara.

Sesudah demikian lama ku kocok, pada akhirnya ia muncrat . Anehnya ia tidak berusaha arahkan muncratannya ke arah tempat lain. Jadilah muka putri kami berlumuran sperma kental suamiku. Panorama ini membuatku merinding. Fara yang tidur barusan disemprotkanin peju, dan aktornya ialah ayah kandungnya!! Benar-benar banyak, kental dan menggumpal di muka cantiknya.

“Ihh.. Pa, kok muncratnya ke muka Fara sich? sangat banyak lagi… sudah tidak kuat yah?” godaku.
“I-iya Ma… kocokan mama sedap sekali” jawabannya.

Kocokanku yang sedap atau kamu yang gairah sama putrimu? Hingga muka putrimu sendiri dipejuin begitu, ujarku dalam hati.

Terlihat Fara sedikit menggelinjangkan tubuhnya, mungkin tidurnya terusik sebab ada suatu hal yang berkenaan wajahnya.

“Cup cup cup… Fara sayang… tidur… tidur…” kataku berbisik sekalian menyeka-ngusap pundaknya supaya ia tertidur kembali.
“Tuch Papa… untung Faranya tidak kebangun. Ya telah, mama tidur lebih dulu yah Pa. Tidak ingin tambah kembali kan ngepejuin muka Fara nya?” kataku memikat suamiku.
“Apaan sich kamu ma? Saya kan tidak menyengaja nyemprot dari muka Fara” ucapnya berargumen.
“Ya telah, buruan bersihkan gih, nanti ia betulan bangun. Kan tidak lucu cocok ia bangun nemuin peju di wajahnya, peju papanya juga, hihihi”

Barusan ku bicara demikian, Fara menggelinjang lagi. Tangan Fara terlihat menyeka mukanya sendiri. Mungkin ia berpikiran jika ada nyamuk di mukanya, walau sebenarnya itu sperma ayah kandungnya.

“Cup cup cup… tidur sayang….” Kataku kembali cepat-cepat menyeka pundak Fara agar ia pulas kembali.
“Jika tidak bobo nanti terkena pejuin Papah kembali lho… hihihi” kataku kembali.
“Ma!! Kamu ini, saat bicaranya demikian!!” ucapnya, saya cuma senyuman-senyum saja, lantas merebahkan tubuhku berpura-pura tidur, biarkan suamiku repot bersihkan ceceran peju di muka putrinya tersebut.

“Ma… kocokin kembali dong…”

Malam esoknya demikan, ia minta untuk dikocakin kembali olehku sesudah saya tidak menyepakati terima ajakan ngentotnya. Tetapi ini kali saya tidak mau menolongnya. Saya ingin tahu apakah yang akan dilaksanakan olehnya jika tidak ku tolong menyelesaikan gairahnya tersebut. Saya mengharap ia khilaf karena tidak kuat meredam gairah sampai menyetubuhi putri kandungnya. Baca : Narasi Seks Terkini 2018 Cinta Yang Tidak Dapat Kumiliki

“Mama mengantuk sekali pa, tubuh mama rasanya tidak sedap. Papah ngocok sendiri saja yah…”
“Yah… Kok begitu sich Ma?”

Saya tidak menjawab dan bersandiwara tidur sesudahnya. Posisi tidurku menghadap ke suami dan putri kami. Dengan sedikit buka kelopak mata, aku juga melihat bagaimana suamiku menyelesaikan gairahnya. Pada akhirnya ia masih tetap mengocak penisnya di situ, dari sisi Fara.

Entahlah ia menyengaja atau mungkin tidak, ia seringkali tempelkan penisnya ke paha putri kami. Dan astaga!! ia lantas bangun dan tempelkan badannya ke Fara, membuat tangkai penisnya menjadi tersisip antara ke-2 paha anak gadis kami ini. Ia terlihat sangsi apa yang hendak dilakukan seterusnya, diapun melihat ke arahku berulang-kali. Kelihatannya ingin pastikan kalu saya telah tertidur.

Suamiku meneruskan laganya kembali, kelihatannya gairahnya yang telah diubun-ubun tidak pikirkan kembali jika gadis muda yang ditindihnya itu ialah anak kandungnya. Saya memanglah tidak bisa menyaksikan secara jelas, tetapi ia terlihat sedang menggesek-gesekkan penisnya masuk keluar di antara paha Fara.

“Nggggghh… Faraaa” erang suamiku sekalian menyebutkan nama putri kami!!

Selang beberapa saat badan suamiku melafalkanng. Ia klimaks!! Suamiku menumpahkan kembali pejunya ke badan putrinya, ke sekitar selangkangan Fara. Perbedaannya ini kali bukan saya yang mengarahkannya, tetapi ia sendiri yang melakukan dengan menyengaja!! Jantungku berdegub kuat. Oh tuhan… ini nyaris merealisasikan angan-anganku.

Sedikit lagi… tinggal sedikit lagi… lantas mereka akan bersetubuh. Sebuah persetubuhan sedarah di antara seorang ayah dan anak gadisnya. Di antara suami dan putriku, benar-benar nikmat rasanya jalinan yang mungkin cukup aneh ini.

Comments are closed.