Cerita Sex Bersetubuh Dengan Anak Kos Kosan Sampai Ketagihan

Kasir itu hitung belanjaan saya yang tidak banyak itu selanjutnya saya bayar semua kebenaran di kantong uang banyak recehan seratusan. Waktu di kasih ke kasir ia nyeletuk, � Wah anak Kos yah..?�, sekalian tersenyum manis melihatku.
�Iya Mbak nih.., anak kos, mentang-mentang belanjaannya seperti begini sama duitnya recehan Mbak langsung tahu saya anak Kos Terima kasih.., Mbak�, jawab saya sekalian pergi tinggalkan kassa tidak lupa membalasnya senyumannya.

Foto Bokep Indo2 hari selanjutnya saya kembali ke arah tempat itu kembali, dengan keinginan bertemu kasir yang elok itu dan untuk berbelanja Mie dan Soft drink kembali, sesudah saya melihat-lihat di luar, kasir itu ada, saya masuk untuk beli Mie dan Soft drink sesudah usai langsung ke kassa yang dihuni kasir yang manis itu, baru sampai di depannya ia telah bicara, �Eh ini yang tempo hari yach..?,

�tanyanya.
�Lho Kok tahu sih�, saya menjawab.
�Dari Belanjaanya tuch..!�, jawabannya kembali. Sekalian Ia hitung belanjaan dan kebenaran antrean masih kosong ia katakan.
�Mau kembali tidak saya kasih satu kembali coca-colanya..?�.
�Bener Nich ingin memberi saya..?�, jawab saya.
�Bener saya ingin memberi satu khusus untuk anak Kos�, ia jawab sekalian ketawa selanjutnya ia memerintah rekan kerjanya yang lain untuk ambil minuman itu lalu saya bayar sekalian memberikan ia sebuah voucer di Kafe Gaul populer.
�Ini.., buat Mbak.., kalau Mbak ingin..�.
�Iya saya ingin..�, jawab ia.
Selanjutnya ia memberikan saya no telephone, �Ini no telephone dan nama saya.., telephone yah..�.
�Oh.., Namanya Mbak Retno, kelak saya telephone deh..!�, saya menjawab sekalian tinggalkan tempat tersebut.

Sekitaran Jam tujuh malam saya telephone Mbak Retno sesudah bicara ngalor-ngidul ia katakan tidak ada siapa saja di dalam rumah. Saya mengajak Mbak Retno untuk makan malam kebenaran tempat tinggalnya tidak demikian jauh dari kos saya. Saya janjian untuk bertemu di perempatan jalan yang telah kami tetapkan. Sesudah berjumpa, kami segera berbelanja makanan di Warteg dan langsung ke rumah kos saya dan masuk ke dalam kamar saya. Sepanjang kita makan cuma hanya ngobrol-ngobrol saja sampai selanjutnya ia meminta pulang karena takut orang tuanya telah tiba, tidak lupa saya janji ingin jemput Mbak Retno esok sore setelah pulang kerja buat meminta bantuin pekerjaan kuliah yang masih belum usai.

Besoknya Jam 17.00 saya jemput ia pada tempat kerjanya langsung ke rumah kos selanjutnya saya mempersiapkan beberapa lembar Draft pekerjaan yang perlu Mbak Retno tandai gunakan stabillo, sepanjang saya dan Mbak Retno menggambar, kita sama-sama bergurau memberi komentar kerja hasil masing-masing. Saya ambil stabillo yang di pegang Mbak Retno sekalian berbicara, �Udah.., ah istirahat dahulu banyak tuch draft yang sudah kamu tandain�.
�Tanggung.., sedikit kembali nih�, jawab ia sekalian coba mengambil stabillo. Tanpa di ketahui saat coba mengambil stabillo buah dada Mbak Retno menepel pada dada saya yang di saat itu duduk sama-sama bertemu, karena Mbak Retno gagal mengambil stabillo dari tangan saya kita sama-sama bertatapan sama-sama melihat diam seribu bahasa.

Secara Perasaanah tanpa diminta saya dan Mbak Retno sama-sama dekatkan mulut masing-masing sampai selanjutnya bercumbu dengan luar biasanya dan berganti-gantian mengulum lidah. Tangang kanan saya mulai meraba-raba buah dada Mbak Retno yang ukuran sedang saja, selanjutnya saya membaringkan Mbak Retno di pas tidur. Saya remas-remas buah dada Mbak Retno berganti-gantian sampai ia mengeluh, �Edwin.., nikmat.., Edwin terusin egh.., egh�. Dengar erangannya saya semakin bergairah untuk meramas buah dada Mbak Retno,

Sesudah senang meremas buah tubuhya, saya membuka baju dan BH yang digunakannya, sesudah terbuka langsung saya menjilat-jilati, mengisap, memilin ke-2 puting susunya yang di merasai begitu nikmat sekali.
�Ah.., sangat nikmat.., mari terus�, Mbak Retno mendesah, Saya kadang-kadang mengigit mesra puting dan sisi susu yang lainnya sampai merah. Mbak Retno terlihat nikmati apa yang saya kerjakan kelihatan dari matanya yang merem-melek dan erangannya yang makin keras bokongnya kelihatan menggeliat dan menggoyang-goyangkannya mirip orang yang sedang bersetubuh meskipun tubuh saya telungkup di pingir tubuh Mbak Retno. Saya makin bergairah dengan menjilat-jilati sisi tubuh yang lain seperti perut dan pusar sampai semua sisi itu tidak ada yang terlintasi.

Selanjutnya jilatan saya dilanjutkan ke kemaluannya berhenti sesaat karena Rok dan celana dalamnya tetap kepakai, saat ingin kubuka Mbak Retno berbicara dengan Lirih, �Edwin jangan.., Edwin.., jangan�, saya tidak perduli dengan rintihannya, dengan sedikit memaksakan saya sukses buka rok dan celana dalamnya, saya jilati sisi clitorisnya. Tidak dapat di tahan kembali Mbak Retno mengelinjang dan menggoyang-goyang bokongnya makin luar biasa dan makin cepat.

Menyaksikan kelakuan Mbak Retno yang makin tidak teratasi saya membuka pakaian dan celana saya, kemaluan saya yang semenjak barusan menegang terus tidak sabar ingin dimasukkan pada lubang kemaluan Mbak Retno. Saat ingin di masukan, Mbak Retno meredam tangkai kemaluan saya dengan tangannya sekalian berbicara, �Jangan Edwin.., jangan.., jangan�, saya sebelumnya sempat berpikiran sesaat nih anak bahasa badan sama mulutnya lain sekali, mulut katakan demikian tetapi badan masih tetap mengelinjang dan mengoyangkan bokongnya.

�Mbak Retno.., tidak apapun sayang.., saya pinjam lubang Mbak sesaat saja..�, pada akhirnya dengan sedikit rayuan itu Mbak Retno ingin membimbing kemaluan saya untuk dimasukkan pada Lubang kemaluannya. Sesudah masuk semua Mbak Retno sedikit mendesah, �Enak.., Edwin�, tanpa di instruksi Mbak Retno langsung mengoyang bokongnya sementara saya di atas memberikan peluang Mbak Retno agar bisa menikmatinya.

Sesudah beberapa saat Mbak Retno terlihat terlihat ingin orgasme kelihatan dengan mencengkeram keras tubuh saya dan goyangannya semakin cepat, kemaluannya yang makin mencengkeram kemaluan saya, �Ergg.., hh�, Mbak Retno berpindah mencengkeram bokong saya dengan kuat, selanjutnya stop mengoyangkan bokongnya.

Sekarang sisi saya yang mengoyangkan bokong.., mundur-maju.., mundur-maju. Kemaluan Mbak Retno keluarkan bunyi, �Plok.., plok.., plok.., plok�, karena ada gesekan kemaluan saya dengan kemaluan Mbak Retno yang sudah basah oleh cairan yang keluar Lubang kemaluan Mbak Retno, sedangkan Mbak Retno cuma tersengal-sengal dan mengoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, selang beberapa saat saya oragasme, �Crot.., crot.., crot�, cairan mani saya keluar penuhi lubang kemaluan Mbak Retno.

Saya tersengal-sengal dan telungkup menindih tubuhnya dengan sejuta tanda pertanyaan di kepalaku, �Gimana kalau sang Mbak Retno ini penyakitan, bagaimana kalau sang Mbak Retno ini hamil, Bagaimana kalau sang Mbak Retno ini ngajak kawin�, tersebut sejumlah pikiranku waktu itu.

Selanjutnya Mbak Retno menyeka keringat di kening saya dengan tissue yang terdapat di atas meja samping tempat tidur. Mbak Retno berbicara, �Kamu cape sayang..?�, saya menggangguk selanjutnya mengelus-ngelus rambutnya, kelihatan di matanya ada air mata yang menetes.

�Kenapa kamu nangis sayang..?�, tanyaku.
�Saya ingin terang-terangan dengan kamu Edwin..� Mbak Retno menjawab sama air mata yang tetap menetes.
�Saya pernah menikah.., Edwin..�.
�Apa..!�, jawabku cukup sediikit terkejut.
�Trus suami kamu ke mana..?�, saya menanyakan.
�Suami saya sudah tinggalkan saya tanpa tanggung-jawab 7 tahun lalu..�, jawabannya bersedih.
�Udah punyai anak..?� tanyaku, Mbak Retno menggelengkan kepala sekalian menyeka air matanya yang tetap menetes.

Masih pada kondisi bugil saya dan Mbak Retno bercakap banyak mengenai kondisinya, dari sana saya mengetahui Mbak Retno kawin muda karena kecelakaan dengan cowok yang tidak bertanggungjawab hingga ia mempertaruhkan kuliahnya di fakutas sastra pada salah satunya Universitas Negeri Populer di kota SB karena orang tuanya tidak menyepakati perkawinannya dan suaminya itu tidak menafkahinya.

Sesudah bercakap panjang saya dan Mbak Retno bermain sex satu kali lagi tanpa takut ia hamil, karena Mbak Retno memakai alat kontrasepsi saat suaminya masih tetap ada, selanjutnya Mbak Retno dan saya mandi berdua di dalam kamar mandi yang bersatu dengan indekos dan saya mengantarkanya pulang.

Sesudah peristiwa itu saya dan Mbak Retno kerap lakukan sex di kos saya sampai saat ini, jika saya sudah horny tinggal telephone dengannya, begitupun jika ia ingin ngesex. Mbak Retno sukai dateng berkunjung rumah kos saya, sampai pada akhirannya karena Mbak Retno perhatian, ketulusanya, sayang dan setia sekali sama saya servicenya pada tempat tidur yang luar biasa sekali saya katakan �I Love U � pada Mbak Retno. Saya bisa terima masa yang lalunya dan saat ini Mbak Retno menjadi pengiring saya sejauh ini, entahlah kelak.

Comments are closed.